digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ferio Brahmana
PUBLIC Open In Flipbook Alice Diniarti

Teknologi proyeksi frinji digital adalah salah satu teknologi pencitraan 3D yang cukup populer karena set up-nya yang relatif mudah dan murah. Namun, teknologi ini hadir dengan masalah tersendiri. Penggunaan perangkat optik komersial menghasilkan respon yang memiliki karakteristik nonlinear (gamma correction) yang akan menjadikan hasil rekonstruksi mempunyai akurasi yang rendah. Tugas akhir ini bertujuan untuk mempelajari dan membandingkan beberapa metode kompensator galat nonlinearitas yang ada dan cukup populer yaitu metode Double-3PSI (DPSI) dan Hilbert-PSI (HPSI) dan salah satu metode baru yaitu metode kriteria 3-sigma. Dalam proses membandingkan ketiga metode, tugas akhir ini menggunakan pendekatan kualitatif terhadap empat objek dengan tingkat kompleksitas beragam dan pendekatan kuantitatif terhadap satu objek datar dengan nilai akurasi yang direpresentasikan oleh nilai RMSE. Secara kualitatif, ketiga metode terbukti berhasil menghilangkan komponen galat akibat nonlinearitas. Namun, untuk metode HPSI, pada objek yang kompleks dengan diskontinutias pada kontur, terlihat ada lonjakan fasa yang tidak seharusnya ada. Di lain sisi, metode HPSI bisa memberikan perbaikan pada galat akibat bayangan yang tidak dapat dihasilkan oleh metode DPSI dan 3 sigma. Lalu, secara kuantitatif, dilakukan perbandingan hasil rekonstruksi terhadap objek datar dengan variasi frekuensi (3, 5, dan 7 cyc/100px) serta variasi langkah (3, 5, 7 STEP). Untuk setiap perubahan frekuensi, jumlah langkah yang digunakan adalah tetap – berlaku sebaliknya. Hasilnya, untuk variasi frekuensi, metode 3 sigma menunjukkan performa paling baik dengan nilai RMSE : 0,121, 0,129, 0,080 mm berurutan pada variasi frekuensi 3, 5, dan 7 cyc/100px. Lalu, untuk variasi langkah, metode HPSI yang secara konsisten berhasil memberikan nilai RMSE paling minimum dengan nilai masing-masing 0,136, 0,203, dan 0,072 mm pada langkah 3, 5, dan 7 STEP.