digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pemberdayaan perlahan menjadi salah satu kata kunci dari kebijakan pembangunan dalam kurun waktu beberapa dekade terakhir, khususnya sejak periode awal tahun 90an. Seseorang atau kelompok di berbagai belahan dunia, nyatanya dirugikan dan menderita bukan semata disebabkan oleh kelalaian atau sikap apatis mereka, tetapi juga buruknya solusi sosial yang ditawarkan. Berdasarkan kondisi tersebut, wacana terkait pembangunan yang lebih inklusif lantas ditawarkan sebagai jalan keluarnya, di mana pemberdayaan menjadi salah satu dari strateginya. Sejumlah literatur yang berkembang kemudian mendebatkan pendekatan maupun model kelembagaan dari praktik pemberdayaan: top-down, bottom-up, dan collaboration. Alih-alih berpihak pada salah satu model kelembagaan yang ada, studi ini justru berangkat dari asumsi yang menyatakan bahwa keberhasilan suatu praktik pemberdayaan, bukan berfokus pada model kelembagaan maupun inisiatornya, melainkan dengan melihat sejumlah perubahan yang terjadi dan menelusuri bagaimana hal tersebut dapat terjadi. Lewat perspektif pembelajaran sosial, studi ini kemudian berupaya untuk mengeksplorasi praktik pemberdayaan di dalam penanganan problem gizi pada balita di Cisaranten Kidul, Kota Bandung, dengan menganalisis perubahan sosial dari perluasan relasi yang terjadi.