digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Fanny Amanda Napitupulu
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Fanny Amanda Napitupulu
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Fanny Amanda Napitupulu
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Fanny Amanda Napitupulu
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Fanny Amanda Napitupulu
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Fanny Amanda Napitupulu
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Fanny Amanda Napitupulu
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Fanny Amanda Napitupulu
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

PT X merupakan penyedia BBM utama di Indonesia dengan pangsa pasar 87% sehingga keandalannya dalam mendistribusikan BBM menjadi krusial. Salah satu terminal BBM PT X yang berlokasi di Bitung mengalami kendala operasional, ditandai dengan tingkat berth occupancy ratio jetty yang melebihi 70% serta keterbatasan kapasitas tangki yang menyebabkan stok BBM di bawah standar ideal PT X. Keterbatasan lahan di sekitar terminal tersebut menghambat upaya peningkatan kapasitas terminal. Selain itu, permasalahan terkait status kepemilikan lahan menimbulkan potensi biaya tambahan sebesar 300 miliar rupiah apabila terminal tetap digunakan. Mengingat terminal ini merupakan satu-satunya yang beroperasi di Sulawesi Utara, permasalahan ini perlu diselesaikan secara strategis. Penelitian ini bertujuan untuk merancang konfigurasi jaringan rantai pasok BBM di Sulawesi Utara yang optimal. Dengan menggunakan pendekatan pemrograman linier, dikembangkan model optimasi untuk menentukan lokasi, kapasitas, dan skema operasional terminalterminal BBM di Sulawesi Utara. Tujuan model adalah meminimasi total biaya rantai pasok selama 20 tahun yang mencakup biaya suplai, biaya backloading, biaya distribusi, biaya handling & storage¸ serta biaya investasi pembangunan terminal. Model mempertimbangkan batasan fisik, seperti kapasitas jetty, tangki, dan lahan serta batasan operasional lainnya. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa PT X sebaiknya tetap mengoperasikan terminal eksisting di Bitung dan membangun dua terminal baru di Amurang dan Pantai RCTI. Dengan mengimplementasikan solusi tersebut, PT X memperoleh penghematan biaya dalam bentuk present value sebesar 8,98% dibandingkan kondisi eksisting. Melalui analisis sensitivitas, terbukti bahwa keputusan pembangunan terminal tetap konsisten walaupun terdapat ketidakpastian permintaan di masa depan.