COVER Giwanti Utami
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
BAB1 Giwanti Utami
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
BAB2 Giwanti Utami
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
BAB3 Giwanti Utami
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
BAB4 Giwanti Utami
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
BAB5 Giwanti Utami
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
Berkembangnya industri pelapisan logam di Indonesia selain memberikan manfaat juga memberikan dampak negatif yaitu meningkatnya jumlah limbah cair yang mengandung logam kromium, yang merupakan logam berat berbahaya. Logam kromium dalam bentuk Cr(VI) bersifat lebih toksik dan karsinogenik dibandingkan dengan Cr(III). Oleh karena itu, diperlukan metode yang tepat untuk menganalisis kadar Cr(VI) dalam sampel lingkungan. Penelitian untuk penentuan Cr(VI) menggunakan teknik voltammetri yang dikombinasikan dengan elektroda yang dimodifikasi, diketahui memiliki sensitivitas yang baik. Dari studi literatur yang dilakukan diperoleh daerah linier pengukuran Cr(VI) dengan metode tersebut berada pada rentang 10-4–10-9 M dengan limit deteksi hingga 10-11 M. Bahan tanaman seperti ampas tebu sebagai zat pemodifikasi dinilai lebih baik karena lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan elektroda yang dimodifikasi secara kimia. Ampas tebu merupakan produk samping industri gula dan dikenal sebagai bahan adsorben yang baik. Berdasarkan penelitian sebelumnya, penggunaan ampas tebu sebagai zat pemodifikasi dilaporkan dapat meningkatkan sensitivitas elektroda pasta karbon (EPK) dalam pengukuran logam seperti Pb(II) dan Cd(II). Oleh karena itu, penentuan Cr(VI) menggunakan metode tersebut diharapkan juga memiliki sensitivitas yang baik dan memberikan rentang linier yang luas serta limit deteksi yang rendah seperti pada hasil studi literatur untuk penentuan Cr(VI) sebelumnya.
Perpustakaan Digital ITB