digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK MUHAMMAD ZAKY
PUBLIC Alice Diniarti

COVER MUHAMMAD ZAKY
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 MUHAMMAD ZAKY
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 MUHAMMAD ZAKY
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 MUHAMMAD ZAKY
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 MUHAMMAD ZAKY
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 MUHAMMAD ZAKY
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA MUHAMMAD ZAKY
PUBLIC Alice Diniarti


Banjir merupakan suatu bencana alam yang umum terjadi di Indonesia. Salah satu wilayah yang pernah dilanda banjir yaitu Kota Bekasi pada tanggal 1 Januari 2020. Besarnya kontribusi hujan penyebab banjir di Kota Bekasi belum dipahami dengan baik faktor pemicunya. Penyebab utama terjadinya banjir dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu banjir fluvial dan banjir pluvial. Mengetahui penyebab dari suatu bencana diperlukan untuk menghindari kejadian serupa di masa yang akan datang. Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi banjir dengan menggunakan model hidrologi HEC-HMS dan model hidraulik HEC-RAS untuk mengetahui kontribusi hulu dan hilir pada banjir tersebut serta tipe banjir yang lebih dominan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data curah hujan satelit GSMaP, DEM SRTM, DTM INTERMAP, debit observasi BBWS, tata guna lahan, dan jenis tanah. Model hidrologi HEC-HMS dijalankan untuk menghitung debit di DAS Bekasi. Selanjutnya dilakukan simulasi model hidraulik HEC-RAS dengan skenario banjir fluvial dan pluvial untuk mengetahui area dan ketinggian banjir yang kemudian akan dibandingkan dengan data survei lapangan. Terakhir, perhitungan persentase kontribusi penyebab banjir dengan menghitung volume banjir pada kedua skenario. Berdasarkan pengamatan satelit GSMaP puncak kejadian hujan terjadi pada 31 Desember 2019 dengan intensitas 39 mm/jam. Satelit GSMaP tidak menangkap hujan lebat pada tengah malam tanggal 1 Januari 2020, tetapi radar BMKG menunjukkan adanya hujan yang cukup lebat pada saat tengah malam pukul 02.00- 04.32 WIB. Debit puncak simulasi model HEC-HMS dengan masukan data curah hujan satelit GSMaP untuk Sungai Cikeas mencapai 65 m3/s, sedangkan sungai cileungsi mencapai 85 m3/s. Simulasi HEC-RAS skenario A menunjukkan tidak adanya banjir sedangkan skenario B menunjukkan banjir hampir di seluruh area yang disimulasikan dengan ketinggian 0,01-2,1 meter. Hasil validasi ketinggian genangan banjir simulasi HEC-RAS dengan observasi menghasilkan 99 titik memiliki nilai lebih rendah, 79 titik sesuai observasi, dan 6 titik memiliki nilai lebih tinggi daripada observasi. Persentase kontribusi terbesar adalah banjir pluvial, yaitu 92,3%.Banjir merupakan suatu bencana alam yang umum terjadi di Indonesia. Salah satu wilayah yang pernah dilanda banjir yaitu Kota Bekasi pada tanggal 1 Januari 2020. Besarnya kontribusi hujan penyebab banjir di Kota Bekasi belum dipahami dengan baik faktor pemicunya. Penyebab utama terjadinya banjir dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu banjir fluvial dan banjir pluvial. Mengetahui penyebab dari suatu bencana diperlukan untuk menghindari kejadian serupa di masa yang akan datang. Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi banjir dengan menggunakan model hidrologi HEC-HMS dan model hidraulik HEC-RAS untuk mengetahui kontribusi hulu dan hilir pada banjir tersebut serta tipe banjir yang lebih dominan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data curah hujan satelit GSMaP, DEM SRTM, DTM INTERMAP, debit observasi BBWS, tata guna lahan, dan jenis tanah. Model hidrologi HEC-HMS dijalankan untuk menghitung debit di DAS Bekasi. Selanjutnya dilakukan simulasi model hidraulik HEC-RAS dengan skenario banjir fluvial dan pluvial untuk mengetahui area dan ketinggian banjir yang kemudian akan dibandingkan dengan data survei lapangan. Terakhir, perhitungan persentase kontribusi penyebab banjir dengan menghitung volume banjir pada kedua skenario. Berdasarkan pengamatan satelit GSMaP puncak kejadian hujan terjadi pada 31 Desember 2019 dengan intensitas 39 mm/jam. Satelit GSMaP tidak menangkap hujan lebat pada tengah malam tanggal 1 Januari 2020, tetapi radar BMKG menunjukkan adanya hujan yang cukup lebat pada saat tengah malam pukul 02.00- 04.32 WIB. Debit puncak simulasi model HEC-HMS dengan masukan data curah hujan satelit GSMaP untuk Sungai Cikeas mencapai 65 m3/s, sedangkan sungai cileungsi mencapai 85 m3/s. Simulasi HEC-RAS skenario A menunjukkan tidak adanya banjir sedangkan skenario B menunjukkan banjir hampir di seluruh area yang disimulasikan dengan ketinggian 0,01-2,1 meter. Hasil validasi ketinggian genangan banjir simulasi HEC-RAS dengan observasi menghasilkan 99 titik memiliki nilai lebih rendah, 79 titik sesuai observasi, dan 6 titik memiliki nilai lebih tinggi daripada observasi. Persentase kontribusi terbesar adalah banjir pluvial, yaitu 92,3%.