ABSTRAK Bima Amarta Prayoga
PUBLIC Alice Diniarti COVER Bima Amarta Prayoga
PUBLIC Devi Septia Nurul BAB 1 Bima Amarta Prayoga
PUBLIC Devi Septia Nurul BAB 2 Bima Amarta Prayoga
PUBLIC Devi Septia Nurul BAB 3 Bima Amarta Prayoga
PUBLIC Devi Septia Nurul BAB 4 Bima Amarta Prayoga
PUBLIC Devi Septia Nurul BAB 5 Bima Amarta Prayoga
PUBLIC Devi Septia Nurul BAB 6 Bima Amarta Prayoga
PUBLIC Devi Septia Nurul PUSTAKA Bima Amarta Prayoga
PUBLIC Devi Septia Nurul
Salah satu jenis reservoir yang memiliki potensi cukup besar yakni reservoir
karbonat. Namun reservoir karbonat memiliki sifat heterogenitas terkait bentuk pori
sehingga perlu dilakukan pendekatan fisika batuan terlebih dahulu sebelum inversi
seismik dilakukan agar dapat mengetahui zona prospek karbonat tersebut. Pendekatan
fisika batuan yang dilakukan yakni estimasi modulus matriks menggunakan
persamaan Krief dkk, (1999) pada ?ma dan estimasi aspek rasio menggunakan
modifikasi model Kumar dan Han (2005) menunjukan karbonat prospek SW< 0.75
dan Porositas > 10% memiliki rentang aspek ratio 0.10-0.30 didominasi oleh bentuk
pori batuan Reference Pore + Stiff Pore. Inversi seismik menunjukan bahwa dengan
pendekatan extended elastic impedance menghasilkan parameter elastik dari LambdaRho berpadanan reflektivitas EEI (3300) dan Mu-Rho bepadanan dengan reflektivitas
EEI (710) terdapat karbonat porous (Mu-Rho 26-33 GPa*g/cc) dan tersaturasi
hidrokarbon (Lambda-Rho < 50 GPa*g/cc) berada di area tengah (sekitar sumur)
dimana pelamparan semakin kesamping semakin menipis ketebalan mencapai 10 ms.
Sehingga berdasarkan studi geologi bahwa Formasi Baturaja terbentuk karena adanya
platform yang relatif tight dan reef yang relatif porous memiliki kesesuaian dari
pemodelan fisika batuan dan inversi seismik menggunakan extended elastic
impedance yang menandakan reservoir karbonat pada bagian reef lapangan “BAP”
merupakan jenis good quality reservoir dengan porositas yang tinggi dan tersaturasi
hidrokarbon.