Tujuan dari penelitian ini adalah memetakan keunggulan komparatif tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia dengan menggunakan “Product Mapping Tools” (kombinasi Revealed Symmetric Comparative Advantage [RSCA] dan Trade Balance Index [TBI]) yang mengklasifikasikan produk dan negara menjadi empat kuadran. Kuadran pertama negara yang produknya memiliki keunggulan komparatif, dan net exportir. Kuadran kedua negara yang produknya memiliki keunggulan komparatif, tetapi negara tersebut net importir. Kuadran ketiga negara yang tidak memiliki keunggulan komparatif, tetapi net eksportir. Terakhir, negara yang tidak memiliki keunggulan komparatif dan net importir. Setelah di petakan, kemudian hasilnya dibandingkan dengan keunggulan komparatif tekstil dan produk tekstil negara pesaing di Asia (Jepang, Hong Kong, Korea Selatan, Taiwan, China, Thailand, India, Pakistan, Vietnam, Sri Lanka, Bangladesh, Myanmar, dan Kamboja). Dalam penelitian ini, kami menggunakan data ekspor-impor direct data dan mirror data serta estimasi margin CIF-FOB. Data tersebut dikelompokan menurut 4 digit kode Harmonized System (HS) dan diambil dari UN Comtrade (United Nations Commodity Trade Statistics Database) untuk periode 1988-2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan dinamis pada keunggulan komparatif TPT Indonesia. Indonesia masih memiliki keunggulan komparatif dalam pakaian tenunan, pakaian rajutan, kain tenun dari benang stapel buatan, kain tenun dari benang filamen buatan, benang pintal dari serat alami, benang stapel buatan, benang filamen buatan, dan serat stapel buatan. Meskipun Indonesia masih memiliki keunggulan komparatif untuk komoditi pakaian jadi dan memiliki keunggulan komparatif untuk komoditi tekstil dan serat (serat buatan), namun kedua komoditi tersebut (tekstil dan serat) memiliki neraca perdagangan yang negatif sejak beberapa tahun terakhir. Indonesia tidak memiliki keunggulan komparatif untuk komoditi barang jadi tekstil lainnya, kain rajut, kain non-woven, kain tekstil lainnya, serat alam, serta permesinan tekstil. Indonesia juga telah kehilangan keunggulan komparatif nya di komoditi kain tenun dari serat alam sejak tahun 2007.
Perpustakaan Digital ITB