COVER Lidyana Utami
PUBLIC Resti Andriani
BAB 1 Lidyana Utami
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Lidyana Utami
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Lidyana Utami
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Lidyana Utami
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Lidyana Utami
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Lidyana Utami
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Kebutuhan listrik dunia meningkat seiring meningkatnya jumlah populasi, tingkat
ekonomi, industri dan berkembangnya teknologi. Pemerintah Indonesia
merencanakan penambahan kapasitas listrik sebesar 35000 MW dalam 5 tahun
kedepan dengan sekitar 60% diantaranya merupakan pembangkit listrik tenaga
uap. Pada tahun 2010 rata rata efisiensi PLTU dunia berkisar pada 33%.
Peningkatan efisiensi terus dilakukan, salah satunya adalah meningkatkan
temperatur operasi dari pembangkit listrik. Fe-Ni-Al adalah paduan logam
dengan struktur dupleks yang dikembangkkan sebagai alternatif paduan super
berbasis nikel karena memiliki densitas dan harga yang lebih rendah. Paduan
intermetalik Fe-Ni-Al memiliki mikrostruktur dupleks yang tersusun dari ordered
B2 atau ????’ (umumnya oleh NiAl) dan disordered FCC atau ???? (umumnya Fe) yang
memberikan kombinasi keuletan ditemperatur tinggi, ketahanan perayapan pada
temperatur diatas 600-700oC, dan adanya kandungan Al yang tinggi dapat
memberikan ketahanan oksidasi dan korosi.
Serangkaian percobaan dilakukan untuk mempelajari ketahanan oksidasi
isotermal pada paduan Fe-21-Ni-20Al pada temperatur 600, 700, dan 800oC.
Pengujian dilakukan pada tanur tabung horizontal dengan waktu pengujian 1, 10,
50, dan 150 jam. Setelah pengujian, data perubahan massa paduan dihitung. Pada
percobaan ini paduan juga dikarakterisasi dengan mikroskop optik, XRD, dan
SEM-EDS. Dari hasil karakterisasi, kemudian akan dianalisis mikrostruktur,
lapisan oksida yang terbentuk dan kedalamannya. Dari hasil penelitian akan
dihasilkan hubungan ketebalan oksida terhadap fungsi waktu untuk mendapatkan
perilaku oksidasi dan laju oksidasi paduan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa semakin tinggi
temperatur oksidasi, semakin cepat laju oksidasi paduan. Semakin lama
pengujian, gradien laju oksidasi terhadap waktu akan semakin landai. Pada
penelitian ini terindikasi terbentuk lima jenis Al2O3 yaitu ?-Al2O3, ?- Al2O3, ? -
Al2O3, ? - Al2O3, dan alumina amorf, Fe2O3, Fe3O4, wustite, NiO Al2NiO4,
Al2FeO4, AlFeO3, dengan kerak utama adalah Al2O3. Laju oksidasi paduan Fe-
22Ni-20Al pada temperatur 600oC dan 700oC mengikuti hukum laju oksidasi
parabolik berturut turut dengan persamaan y2 = 0.0289t + 0.4527 dan konstanta
laju oksidasi 0.0289 ?m jam-1 dan y2 = 0.0231t + 1.4542 dan konstanta laju
oksidasi 0.0231 ?m jam-1. Pada temperatur 800oC laju oksidasi mengikuti hukum
laju oksidasi logaritmik dengan persamaan y = 1.2313 log (t + 1) + 0.5119 dan
konstanta laju oksidasi sebesar 1.2313?m.