digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

THESIS 2020 Chitnakone BOUNTHAVY 1-Abstrak.pdf ]
PUBLIC Garnida Hikmah Kusumawardana

Sungai Cikakembang merupakan salah satu anak Sungai Citarum yang menjadi lokasi pembuangan air limbah dari kawasan industri, pertanian, dan domestik. Perbedaan tata guna lahan di sekitar Sungai Cikakembang diprakirakan menimbulkan karakteristik pencemaran yang berbeda dari hulu hingga hilir. Menurut Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung, Sungai Cikakembang merupakan anak sungai paling tercemar di Kabupaten Bandung. . Penting untuk merevitalisasi sungai untuk meningkatkan kapasitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kondisi optimum untuk memperbaiki proses biodegradasi dengan menggunakan berbagai kondisi seperti aerasi, nutrien, dan penambahan mikroba. Ada tiga metode yang digunakan untuk mengukur proses biodegradasi. Metode evolusi CO2 digunakan untuk mengukur produksi CO2 setiap satu setengah jam. Metode lain yang digunakan adalah mengukur penurunan senyawa organik berupa COD setiap tiga jam dan optical density (OD600) akan digunakan untuk mengukur pertumbuhan mikroorganisme di dalam reaktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh aerasi pada proses biodegradasi dan kombinasi aerasi, nutrien, dan reaktor mikroba mampu menurunkan kandungan organik COD dengan efisiensi 71,79%. Sedangkan kumulatif tinggi CO2 yang dihasilkan juga terjadi pada reaktor kombinasi aerasi, nutrien, dan penambahan mikroba. Untuk menjelaskan proses yang terjadi pada batch-reactor digunakan beberapa model kinetika yaitu first-order, diffusional, dan Singh. Kinetika dan difusi Singh paling dekat dengan nilai konstanta saturasi (k3 dan k2). Kombinasi aerasi, nutrien, dan reaktor mikroba merupakan proses biodegradasi yang optimum dengan k3 = 0,3793. Pada percobaan berkelanjutan dengan pertimbangan penambahan unsur hara dan mikroorganisme, menunjukkan bahwa reaktor tanpa nutrien dan penambahan mikroba 1 ml (3RN0M1) dan reaktor dengan 1 ml nutrien dan 1 ml penambahan mikroba (4RN1M1) memberikan nilai tertinggi pada biodegradasi dengan efisiensi penyisihan COD masing-masing sebesar 58,4% dan 55,3%. Untuk menggambarkan proses yang terjadi dalam proses kontinyu, model kinetika Singh dan model difusional memberikan hasil yang lebih baik dari orde pertama dengan nilai konstanta saturasi (k3) untuk reaktor tanpa nutrien dan penambahan mikroba 1 ml (3RN0M1) dan reaktor dengan 1 ml nutrien dan 1 ml penambahan mikroba (4RN1M1) berturut-turut adalah 0,2753 dan 0,2224.