digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Abizard
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Muhammad Abizard
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Muhammad Abizard
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Muhammad Abizard
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

DAFTAR Muhammad Abizard
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2020 TA PP MUHAMMAD ABIZARD_LAMPIRAN.pdf]
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Urbanisasi yang terjadi di Kota Bandung berindikasi memunculkan fenomena suburbanisasi. Suburbanisasi yang tidak terkontrol dapat memunculkan fenomena job-housing mismatch di Kota Bandung. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan penerapan konsep Job-Housing Balance dengan membangun lokasilokasi kerja dan distribusi pekerja. Hal ini sejalan dengan rencana program pembangunan coworking space di setiap kecamatan. Namun, perlu ditinjau bagaimana keadaan job-housing balance di setiap kecamatan untuk memberikan gambaran kecamatan mana saja yang perlu dibangun coworking space terlebih dahulu. Kemudian dari kecamatan-kecamatan tersebut perlu ditinjau apakah kecamatan tersebut ideal untuk dibangun coworking space. Selain itu, berdasarkan strategi distribusi pekerja membutuhkan para pekerja yang memiliki fleksibilitas yang tinggi dari sisi lokasi dan proses bekerja. pekembangan teknologi memunculkan jenis pekerjaan baru yang memanfaatkan teknologi informasi yakni contingent workers. Coworking space yang akan dibangun perlu ditinjau karakteristiknya untuk memenuhi kebutuhan contingent workers tersebut. Metode yang digunakan adalah analisis rasio job-housing untuk melihat kondisi awal jobhousing balance, analisis skalogram untuk melihat hierarki masing-masing kecamatan, dan analisis konten dan coding untuk menganalisis karakteristik coworking space dan contingent workers menjadi strategi dan karakteristik coworking space yang akan dibangun. Berdasarkan hasil analisis, terdapat 14 kecamatan yang menjadi prioritas pembangunan coworking space dengan prioritas utama adalah kecamatan dengan pertumbuhan permukiman tinggi dan berada pada kawasan pinggiran kota bandung. Berdasarkan analisis skalogram dari 14 kecamatan yang terpilih sebagai prioritas, terbentuk 6 hierarki kecamatan untuk tingkat keidealan pembangunan coworking space. Kemudian karakteristik dan strategi coworking space yang menunjang contingent workers secara keseluruhan harus mendorong terjadinya relational, network, welfare, dan infrastrucutre coworking, bukan hanya penyediaan ruang kerja. Selain itu, perlu aadanya tinjauan lebih detail terhadap lokaso-lokasi permukiman pada kecamatan yang akan dibangun untuk menyesuaikan lokasinya dengan coworking space yang akan dibangun agar tetap dekat.