digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Eko Agung Syaputra
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Eko Agung Syaputra
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Eko Agung Syaputra
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Eko Agung Syaputra
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Eko Agung Syaputra
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Eko Agung Syaputra
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Eko Agung Syaputra
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Eko Agung Syaputra
PUBLIC Alice Diniarti

Produk mebel kayu merupakan salah satu komoditas strategis yang memiliki kontribusi dominan dibandingkan mebel material lain bagi ekonomi Indonesia. Jenis kayu yang dimanfaatkan oleh industri kayu merupakan hasil dari hutan produksi alam yang luasnya mencapai setengah dari wilayah hutan tropis. Luas keseluruhan hutan tropis mencapai luas 126,09 juta hektar. Jenis kayu ini disebut degan istilah kayu perdagangan (common used species). Saat ini jumlah pasokan jenis kayu perdagangan yang dapat dipanen dari hutan alam produksi semakin berkurang, sehingga berdampak pada industri kayu yang mulai memanfaatkan jenis kayu dengan volume cukup besar namun pemanfaatannya masih belum optimal (lesser used species). Kayu digolongkan ke dalam lima jenis kelas kuat yang ditentukan berdasarkan berat jenis, keteguhan lengkung mutlak, dan keteguhan tekan mutlak. Sebagai material produksi, jenis kuat kayu dapat menentukan kualitas mekanis mebel yang dihasilkan. Selain itu, aspek lain dalam perancangan mebel terdapat sistem sambungan yang akan mempengaruhi kualitas mekanis produk. Dalam penerapan sistem sambungan tergantung pada bentuk mebel maupun jenis kayu yang digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan kelas kuat kayu dan sistem sambungan terhadap desain mebel. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode ini dipilih untuk memahami isu atau masalah penelitian dengan mengtriangulasikan data kualitatif yang berupa perincian diskriptif dengan data kualitatif yang berupa angka, sehingga menghasilan data yang lebih koprehensif dan valid. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan dalam proses perancangan mebel kayu sehingga mampu menghasilkan mebel yang memiliki kesesuaian antara bentuk, material, dan sistem konstruksinya.