digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Adang Firmansyah
PUBLIC yana mulyana

COVER Adang Firmansyah
PUBLIC yana mulyana

BAB 1 Adang Firmansyah
PUBLIC yana mulyana

BAB 2 Adang Firmansyah
PUBLIC yana mulyana

BAB 3 Adang Firmansyah
PUBLIC yana mulyana

BAB 4 Adang Firmansyah
PUBLIC yana mulyana

BAB 5 Adang Firmansyah
PUBLIC yana mulyana

BAB 6 Adang Firmansyah
PUBLIC yana mulyana

PUSTAKA Adang Firmansyah
PUBLIC yana mulyana

Salah satu kelompok senyawa aktif bahan alam yang telah banyak dilakukan penelitiannya adalah kurkuminoid yang dapat diperoleh dari rimpang tanaman kunyit (Curcuma longa L.). Secara farmakologi, kurkuminoid yang merupakan campuran senyawa kurkumin, demetoksikurkumin dan bis-demetoksikurkumin memiliki banyak aktivitas farmakologi seperti antioksidan, antiinflamasi, antitumor, antivirus, neuroprotektor, juga kardioprotektor. Berbagai metode pemisahan dan isolasi kurkuminoid, terutama kurkumin, telah banyak dikembangkan baik untuk tujuan analisis ataupun untuk tujuan preparatif. Ekstraksi merupakan metode pemisahan awal yang paling banyak digunakan, terutama melalui metode maserasi, ekstraksi sinambung dengan alat Soxhlet, dan ekstraksi dengan bantuan gelombang mikro. Metode pemisahan lanjutan dan isolasi yang banyak digunakan adalah kromatografi kolom dan KCKT. Namun demikian, metode tersebut memiliki beberapa kelemahan, seperti proses yang cukup panjang sehingga memerlukan waktu yang lama dan relatif mahal, sehingga perlu adanya pengembangan metode pemisahan kurkuminoid yang lebih cepat dan lebih murah. Penelitian bertujuan untuk memperoleh material fungsional adsorben mesopori boron-silika yang dapat digunakan untuk pemisahan dan isolasi kurkuminoid dari ekstrak kunyit melalui metode adsorpsi. Mesopori boron-silika disintesis dilakukan dengan metode sol-gel menggunakan cetakan surfaktan setiltrimetilamonium bromida. Penambahan boron pada silika mesopori dilakukan melalui metode ko-kondensasi. Karakterisasi bentuk mesopori dilakukan dengan menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM), Transmission Electron Microscopy (TEM), Fourier Transform Infrared (FTIR), dan X-Ray diffraction (XRD). Kemampuan mesopori untuk adsorpsi kurkuminoid diuji melalui pendekatan studi isoterm adsorpsi menggunakan model adsorpsi termasuk model Langmuir, Freundlich, dan Temkin. Hasil penelitian isoterm adsorpsi menunjukkan bahwa mesopori MS-MCM dan BH-MCM paling sesuai dengan model isoterm adsorpsi Freundlich, dengan nilai r 2 masing-masing adalah 0,997 dan 0,9831. ii Efektivitas adsorpsi selektif mesopori boron-silika terhadap kurkuminoid dari ekstrak rimpang kunyit dilakukan menggunakan metode direct mixing dengan menggunakan berbagai variasi perbandingan mesopori dan ekstrak kunyit serta menggunakan berbagai macam pelarut pada proses pembilasan. Analisis kurkuminoid hasil isolasi dilakukan menggunakan spektrofotometer visibel dan KCKT. Hasil penelitian menunjukan mesopori boron-silika yang disintesis berbentuk speris / bulat dengan ukuran partikel 700-900 nm dan bentuk pori heksagonal dengan ukuran pori 1-5 nm. Kurkuminoid dapat terjerap pada mesopori boronsilika melalui chemisorption dan diperoleh dengan cara pembilasan menggunakan etil asetat dengan kemurnian kurkuminoid sebesar 98,83% berdasarkan KCKT.