ABSTRAK Annisa Oktaviani
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Tanaman Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) merupakan tanaman yang tersebar
hampir di semua wilayah di Indonesia. Tanaman Nyamplung memiliki produktivitas
yang tinggi, mencapai 20 ton/ha/tahun. Penelitian mengenai tanaman Nyamplung
umumnya terfokus pada pemanfaatan minyak biji nyamplung sebagai bahan bakar
nabati, padahal terdapat resin di dalam biji Nyamplung yang memiliki banyak potensi.
Minyak biji Nyamplung mengandung resin sebanyak 10-20%. Resin dari minyak biji
Nyamplung dapat dimanfaatkan untuk kegunaan lain, misalnya sebagai bahan aktif
kosmetik ataupun sebagai pada bidang farmasi. Pemisahan resin dan minyak dari biji
Nyamplung dilakukan menggunakan metode ekstraksi dua pelarut. Pemodelan ekstraksi
resin dari biji Nyamplung perlu dilakukan untuk menentukan variasi nisbah yang
memberikan perolehan resin dan minyak yang optimum. Tujuan dari penelitian ini
adalah mempelajari kesetimbangan pada ekstraksi biji Nyamplung serta menentukan
variasi nisbah pelarut terbaik untuk mendapat perolehan resin dan minyak yang
optimum.
Penelitian yang dilakukan merupakan pemodelan tahap ekstraksi biji Nyamplung
dengan memanfaatkan perangkat lunak berupa Aspen Plus dan Microsoft Excel. Data
yang diolah pada penelitian ini merupakan data dari penelitian yang sebelumnya telah
dilakukan oleh Kartika dkk. pada tahun 2018, Afifah, N pada tahun 2019, dan Mandiri,
R & Saputri, D pada tahun 2019. Pada perhitungan kesetimbangan, resin diwakili oleh
abietic acid dan minyak diwakili oleh asam oleat. Pada pemodelan, kesetimbangan yang
ditinjau merupakan kesetimbangan pada temperatur ruang.
Perolehan minyak terbanyak yaitu 99% didapat pada nisbah pelarut (nheksana:
metanol) 3:1. Perolehan resin terbanyak yaitu 84% didapat pada nisbah pelarut
(n-heksana:metanol) 1:2. Perolehan minyak pada fasa rafinat dan resin pada fasa ekstrak
yang paling optimum didapat ketika ekstraksi dilakukan dengan nisbah pelarut (nheksana:
metanol) 3:2. Pada kondisi ini, resin yang terlarut di dalam ekstrak berjumlah
73% sedangkan minyak yang diperoleh dari fasa rafinat berjumlah 89%.
Perpustakaan Digital ITB