Xantin oksidase merupakan enzim yang terlibat dalam reaksi oksidasi hipoxantin dan xantin
menjadi asam urat. Kadar asam urat yang berlebihan dalam darah dapat menyebabkan kondisi
hiperurisemia dan penyakit artritis gout. Selain itu, proses pembentukan asam urat juga
menyebabkan terbentuknya radikal anion superoksida dan hidrogen peroksida serta menyebabkan
reaksi inflamasi. Tanaman kelor, tempuyung, dan sambiloto merupakan tanaman yang secara
tradisional telah dijadikan sebagai tanaman obat di Indonesia. Daun kelor mengandung senyawa
kaempferol, kuersetin, isorhamnetin, apigenin, dan asam klorogenat yang memiliki potensi sebagai
inhibitor xantin oksidase. Daun tempuyung mengandung senyawa kaempferol, kuersetin, dan
mirisetin yang memiliki potensi sebagai inhibitor xantin oksidase. Herba sambiloto mengandung
senyawa andrografolid dan senyawa flavonoid seperti apigenin dan luteolin yang memiliki potensi
sebagai inhibitor xantin oksidase. Namun hingga saat ini, belum ada penelitian mengenai isolasi
senyawa aktif dari tanaman yang juga melibatkan pengujian aktivitas inhibisi xantin oksidase dari
senyawa tertentu pada ketiga tanaman tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan
gambaran peluang pengembangan bahan tersebut sebagai kandidat obat bahan alam penurun
kadar asam urat, serta menentukan potensi aktivitas ekstrak etanol daun kelor, tempuyung dan
sambiloto sebagai inhibitor enzim xantin oksidase melalui uji in vitro inhibisi enzim xantin oksidase.
Hasil uji pada sampel menunjukkan bahwa ketiga tanaman memiliki aktivitas inhibisi terhadap
xantin oksidase dengan inhibisi tertinggi terdapat pada sampel ekstrak etanol herba sambiloto
dengan konsentrasi 12,5 ppm sebesar 43,668% dan inhibisi terendah terdapat pada sampel ekstrak
etanol herba sambiloto dengan konsentrasi 62,5 ppm sebesar 15,223%. Namun, tidak ditemukan
korelasi antara konsentrasi sampel dengan besarnya persentase inhibisi. Sedangkan alopurinol
sebagai kontrol positif menunjukkan aktivitas inhibisi xantin oksidase yang kuat, didapatkan
konsentrasi yang dapat menghambat aktivitas sebesar 50% (nilai IC50) yaitu pada konsentrasi 6,134
ppm.