digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Melania Alvianti Sumaryata
PUBLIC Sandy Nugraha

Iklim mikro adalah kondisi iklim yang dapat dirasakan langsung oleh manusia dan dapat mempengaruhi keberlangsungan aktivitas manusia. Tingkat kenyamanan pada ruang lingkup iklim mikro pun berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya. Di sisi lain, adanya peningkatan urbanisasi mempengaruhi perubahan iklim. Hal tersebut berdampak pada kenyamanan manusia dalam melakukan aktivitas. Dampak urbanisasi dan perubahan iklim juga terjadi pada kawasan cagar budaya yang perlu di jaga. Kawasan Pasar Baru Bandung menjadi salah satu kawasan cagar budaya yang digunakan untuk aktivitas perdagangan kota maupun luar kota. Tingginya kegiatan perdagangan dan permintaan kebutuhan membuat kawasan semakin padat dan tidak nyaman lagi untuk beraktivitas. Studi mengenai rancangan kawasan yang nyaman atau sensitif terhadap iklim (climate sensitive urban design/CSUD) di Indonesia sendiri, terutama di Bandung, masih sedikit dan belum maksimal. Oleh karena itu, tujuan dari studi kali ini adalah untuk menemukan ilustrasi penerapan prinsip rancangan kawasan yang sensitif terhadap iklim agar dapat menciptkan kenyamanan dengan memperhatikan aspek cagar budaya yang perlu dijaga. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah dengan penelitian deduktif secara kuantitatif menggunakan alat bantu software Envi-Met. Langkah awal yang dilakukan pada studi adalah mencari prinsip umum yang berkaitan dengan cagar budaya dan iklim, yakni elemen dari urban morphology (preservasi, dan urban geometry). Prinsip-prinsip yang ditemukan kemudian di uji melalui tipologi simulasi urban geometry. Hasil yang diperoleh dari simulasi sangat beragam, namun secara umum prinsip-prinsip yang ditemukan antara lain adalah penjagaan cagar budaya kawasan dengan menjaga karakter kawasan sebagai kawasan perbelanjaan pecinan-eropa berupa pertokoan, penerapan intensitas KDB 70% KLB 2.5 atau 4.6 KDH 20%, penerapan orientasi jalan utara-selatan dengan rasio H/W 2, dan penerapan orientasi jalan timur-barat dengan rasio 0.67 & 1 untuk menciptakan kenyamanan iklim mikro. Dengan kata lain, Kawasan Pasar Baru Bandung sebagai kawasan cagar budaya yang menerapkan prinsip-prinsip tersebut dapat meningkatkan kualitas ruang luar untuk beraktivitas.