digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ricky Prabowo
PUBLIC Irwan Sofiyan

Sumur merupakan salah satu komponen utama pada lapangan panas bumi. Sumur berfungsi sebagai fasilitas untuk mengalirkan fluida dari reservoir menuju ke permukaan. Berdasarkan kemampuannya mengalirkan fluida sampai dengan permukaan, sumur dikategorikan menjadi sumur artesian (mampu mengalirkan fluida secara alami sampai dengan permukaan) dan sumur non artesian (belum mampu mengalirkan fluida secara alami sampai permukaan). Untuk sumur yang sifatnya non artesian atau memiliki tingkat laju produksi yang rendah, perlu dilakukan upaya atau penanganan khusus berdasarkan kondisi dan karakteristik yang ada pada sumur tersebut. Untuk sumur yang memiliki tekanan rendah dan low medium temperature, namun dengan permeabilitas tinggi dapat dilakukan metode pengangkatan buatan (artificial lift) yang mana salah satunya adalah penggunaan teknologi downhole pump yaitu electrical submersible pump (ESP) atau line shaft pump (LSP). Kondisi tersebut juga terjadi pada sumur yang ada di lapangan panas bumi Tulehu. Teknologi downhole pump sudah dikembangkan di beberapa lapangan panas bumi di beberapa negara lain dan terbukti meningkatkan produksi sumur panas bumi. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menentukan desain teknis downhole pump yang sesuai pada sumur di lapangan Tulehu, menghitung net power output yang dapat dihasilkan dari skema pembangkit ORC, serta melakukan analisis keekonomian dari proyek berjalan 25 tahun ke depan. Metode penelitian dilakukan secara analitis dimulai dari melakukan evaluasi dan analisis terhadap hasil pengujian sumur untuk mengetahui kondisi dan karakteristik sumur, melakukan perhitungan desain teknis downhole pump, melakukan perhitungan pada pembangkit siklus ORC untuk memperoleh daya netto yang dapat dihasilkan, serta melakukan perhitungan keekonomian untuk memperoleh IRR dan NPV yang digunakan sebagai dasar analisis keekonomian proyek. Dari hasil penelitian, kondisi setting kedalaman pompa paling ideal adalah pada kedalaman 600 meter dengan menghasilkan mass flow rate 42,84 kg/s. Skema ORC yang paling optimal adalah dengan menggunakan fluida kerja butane dan tipe ESP H 22500N menghasilkan net power output sebesar 1,21 MW serta analisis keekonomian menghasilkan nilai IRR 11% untuk biaya investasi memperhitungkan biaya pemboran sumur produksi.