Sumur merupakan salah satu komponen utama pada lapangan panas bumi. Sumur
berfungsi sebagai fasilitas untuk mengalirkan fluida dari reservoir menuju ke
permukaan. Berdasarkan kemampuannya mengalirkan fluida sampai dengan
permukaan, sumur dikategorikan menjadi sumur artesian (mampu mengalirkan
fluida secara alami sampai dengan permukaan) dan sumur non artesian (belum
mampu mengalirkan fluida secara alami sampai permukaan). Untuk sumur yang
sifatnya non artesian atau memiliki tingkat laju produksi yang rendah, perlu
dilakukan upaya atau penanganan khusus berdasarkan kondisi dan karakteristik
yang ada pada sumur tersebut. Untuk sumur yang memiliki tekanan rendah dan
low medium temperature, namun dengan permeabilitas tinggi dapat dilakukan
metode pengangkatan buatan (artificial lift) yang mana salah satunya adalah
penggunaan teknologi downhole pump yaitu electrical submersible pump (ESP)
atau line shaft pump (LSP). Kondisi tersebut juga terjadi pada sumur yang ada di
lapangan panas bumi Tulehu. Teknologi downhole pump sudah dikembangkan di
beberapa lapangan panas bumi di beberapa negara lain dan terbukti meningkatkan
produksi sumur panas bumi. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk
menentukan desain teknis downhole pump yang sesuai pada sumur di lapangan
Tulehu, menghitung net power output yang dapat dihasilkan dari skema
pembangkit ORC, serta melakukan analisis keekonomian dari proyek berjalan 25
tahun ke depan.
Metode penelitian dilakukan secara analitis dimulai dari melakukan evaluasi dan
analisis terhadap hasil pengujian sumur untuk mengetahui kondisi dan
karakteristik sumur, melakukan perhitungan desain teknis downhole pump,
melakukan perhitungan pada pembangkit siklus ORC untuk memperoleh daya
netto yang dapat dihasilkan, serta melakukan perhitungan keekonomian untuk
memperoleh IRR dan NPV yang digunakan sebagai dasar analisis keekonomian
proyek. Dari hasil penelitian, kondisi setting kedalaman pompa paling ideal
adalah pada kedalaman 600 meter dengan menghasilkan mass flow rate 42,84
kg/s. Skema ORC yang paling optimal adalah dengan menggunakan fluida kerja
butane dan tipe ESP H 22500N menghasilkan net power output sebesar 1,21 MW
serta analisis keekonomian menghasilkan nilai IRR 11% untuk biaya investasi
memperhitungkan biaya pemboran sumur produksi.