digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Teguh Ginanjar
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Teguh Ginanjar
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Teguh Ginanjar
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Teguh Ginanjar
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Teguh Ginanjar
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Teguh Ginanjar
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Teguh Ginanjar
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 6 Teguh Ginanjar
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Teguh Ginanjar
PUBLIC Alice Diniarti

Proyeksi frinji dalam pengukuran profil permukaan tiga dimensi memiliki kelebihan karena memiliki resolusi tinggi dan bersifat non-kontak. Pencuplikan tunggal dalam pengukuran dapat dicapai dengan menggunakan frinji berwarna tanpa adanya artifak yang timbul akibat gerakan. Akan tetapi, hal tersebut menambahkan faktor ketidakpastian pengukuran berupa ketidakseimbangan warna dan cakap-silang warna. Sehingga, diusulkan skema pengolahan pra-proses untuk mengurangi pengaruh gangguan pada proses rekonstruksi permukaan. Sumber gangguan yang terdapat pada teknik proyeksi frinji berwarna diasumsikan bersumber dari nonlinieritas dari intensitas cahaya yang diproyeksikan, derau, reflektivitas permukaan, ketidakseimbangan warna, dan cakap silang warna. Skema dari pengolahan pra-proses yang dilakukan adalah sebagai berikut, (i) Koreksi nonlinieritas intensitas dengan menggunakan pencocokan kurva (curve fitting) secara parametrik; (ii) Proses penapisan dan (iii) Normalisasi amplituda frinji. Peta fasa absolut yang dihasilkan kemudian diperhalus dengan menggunakan tapis difusif yaitu MCD (Mean Curvature Diffusion) karena karakteristiknya yang dapat mempertahankan informasi pada tepian. Citra frinji disimulasikan dengan parameter adalah sebagai berikut, (i) nonlinieritas berupa suatu persamaan eksponen dengan faktor sebesar 2,2; (ii) ketidakmerataan reflektivitas permukaan dengan profil linier 50%-60%; (iii) ketidakseimbangan warna dengan faktor 90~94% dari nilai asal; (iv) cakap silang warna masing-masing sebesar 5%; (v) derau acak sebesar 5%. Rekonstruksi peta fasa dilakukan pada empat buah objek 3D (kubah simetris, permukaan Gaussian dengan satu puncak, permukaan Gaussian dengan tiga puncak dan permukaan prisma dengan dua puncak) memiliki tingkat kesalahan sebesar 40% dibandingkan dengan bentuk aslinya. Dengan menggunakan skema yang diusulkan profil 3D dapat direkonstruksi dengan tingkat kesalahan kurang dari 6% dibandingkan dengan bentuk aslinya. Ditambah dengan penggunaan MCD sebagai pengolahan pasca-proses kesalahan rekonstruksi dapat dikurangi menjadi 4% dibandingkan dengan bentuk aslinya.