digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Rifqi
PUBLIC Open In Flipbook Alice Diniarti Ringkasan

BAB 1 Rifqi
PUBLIC Open In Flipbook Alice Diniarti

BAB 2 Rifqi
Terbatas Alice Diniarti
» ITB

BAB 3 Rifqi
Terbatas Alice Diniarti
» ITB

BAB 4 Rifqi
Terbatas Alice Diniarti
» ITB

BAB 5 Rifqi
PUBLIC Open In Flipbook Alice Diniarti

PUSTAKA Rifqi
PUBLIC Open In Flipbook Alice Diniarti

Nikel merupakan salah satu logam yang biasanya dimanfaatkan dalam industri manufaktur baja tahan karat, paduan super, industri pengecoran, baterai, dan plating. Nikel dapat diperoleh dari bijih nikel baik laterit maupun sulfida. Bijih nikel yang terdapat di Indonesia adalah bijih nikel laterit. Teknologi yang telah terbukti dapat memperoleh logam nikel dalam betuk logam feronikel dari bijih nikel laterit adalah proses Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF). Namun, proses RKEF tersebut membutuhkan energi yang sangat tinggi sehingga biaya operasi akan tinggi. Salah satu teknologi yang membutuhkan energi lebih rendah adalah proses Nippon Yakin Oheyama. Proses tersebut memproduksi partikel-partikel logam feronikel yang disebut Luppen FeNi. Pada penelitian ini, akan dipelajari pengaruh temperatur dan pengaruh penambahan kalsium oksida, alumina, dan natrium klorida pada proses reduksi bijih nikel laterit menggunakan reduktor batubara terhadap pembentukan partikel logam feronikel. Bijih nikel laterit, batubara, kalsium oksida, alumina, dan natrium klorida diaglomerasi membentuk empat jenis briket komposit bijih nikel laterit, yaitu briket I (penambahan 10% batubara dan 18% CaO), briket II (penambahan 10% batubara, 18% CaO, dan 8% Al2O3), briket III (penambahan 10% batubara, 18% CaO, dan 5% NaCl), dan briket IV (penambahan 10% batubara, 18% CaO, 8% Al2O3, dan 5% NaCl) dan direduksi menggunakan horizontal tube furnace selama 2 jam dengan dialiri gas argon dengan laju alir 1 L/menit. Temperatur reduksi yang digunakan adalah 900°C, 1000°C, 1100°C, 1150°C, 1200°C, 1250°C dan 1300°C. Briket yang telah direduksi kemudian dipreparasi untuk diamati menggunakan mikroskop optik. Hasil pengamatan menggunakan mikroskop optik kemudian diolah menggunakan perangkat lunak ImageJ untuk mengukur partikel logam feronikel yang terbentuk. Briket hasil reduksi juga diamati menggunakan Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (SEM-EDS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada rentang temperatur 1000°C – 1300°C, peningkatan temperatur reduksi akan meningkatkan ukuran partikel logam feronikel yang terbentuk. Penambahan 18% CaO pada proses reduksi bijih nikel laterit di temperatur 1300°C menghasilkan ukuran partikel logam feronikel rata-rata sebesar 2,3 ?m dengan partikel terbesar berukuran 55,56 ?m, ketika ditambahkan 18% CaO dan 8% Al2O3 ukuran partikel logam feronikel rata-rata yang terbentuk sebesar 2,44 ?m dengan partikel terbesar berukuran 202,46 ?m, ketika ditambahkan 18% CaO dan 5% NaCl ukuran partikel logam feronikel rata-rata yang terbentuk sebesar 2,45 ?m dengan partikel terbesar berukuran 62,7 ?m, ketika ditambahkan 18% CaO, 8% Al2O3, dan 5% NaCl ukuran partikel logam feronikel rata-rata yang terbentuk sebesar 3,7 ?m dengan partikel terbesar berukuran 227,01 ?m.