digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Asima Despyona
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Asima Despyona
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Asima Despyona
Terbatas Alice Diniarti
» ITB

BAB 3 Asima Despyona
Terbatas Alice Diniarti
» ITB

BAB 4 Asima Despyona
Terbatas Alice Diniarti
» ITB

BAB 5 Asima Despyona
Terbatas Alice Diniarti
» ITB

PUSTAKA Asima Despyona
PUBLIC Alice Diniarti

Biomassa diidentifikasi menjadi salah satu sumber energi alternatif karena proses oksidasi atau pembakaran biomassa akan menghasilkan energi. Indonesia memiliki potensi biomassa yang besar, namun hanya sedikit yang termanfaatkan. Biomassa tersedia dalam berbagai bentuk, seperti limbah perhutanan dan pertanian, atau tanaman energi. Biomassa yang digunakan dalam penelitian ini adalah tandan kosong kelapa sawit. Metode yang digunakan untuk mengonversi biomassa menjadi energi adalah gasifikasi. Gasifikasi merupakan proses konversi secara termokimia dari padatan hidrokarbon menjadi gas sintesis (CO, CO2, H2O, H2, CH4) dengan bantuan agen gasifikasi (udara, kukus, atau oksigen). Gas sintesis pada umumnya memiliki konsentrasi hidrogen atau rasio H2/CO tinggi untuk dapat dijadikan sumber energi. Tantangan dalam proses gasifikasi adalah banyaknya produksi tar. Salah satu cara untuk mengurangi tar adalah menggunakan arang hasil pirolisis biomassa sebagai bahan baku gasifikasi. Pirolisis akan melepaskan komponen volatil pada biomassa yang merupakan penyebab tar, sehingga gas hasil gasifikasi akan memiliki kandungan tar yang rendah. Proses pirolisis akan mempengaruhi sifat fisik arang yang dihasilkan, seperti konsentrasi fasa aktif, luas permukaan spesifik serta volume pori. Sifat fisik tersebut akan mempengaruhi kinerja gasifikasi. Dengan menggunakan downdraft fixed-bed gasifier skala laboratorium, sebanyak ±7,8 gram TKKS dipirolisis pada temperatur 500?C dengan waktu tinggal temperatur pirolisis yang divariasikan, lalu arang nya digasifikasi pada temperatur, laju alir nitrogen dan kukus yang dijaga tetap. Gas sintesis dari gasifikasi dianalisis dengan gas chromatography. Pada penelitian ini, akan ditinjau pengaruh waktu tinggal pada temperatur akhir pirolisis terhadap hasil gasifikasi nya. Hasil penelitian menunjukkan semakin lama waktu pirolisis, akan semakin besar luas area spesifik dari arang yang dihasilkan. Hal tersebut membuat kukus dapat bereaksi lebih baik dengan arang, sehingga menghasilkan gas sintesis yang lebih banyak.