COVER Asima Despyona
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Asima Despyona
PUBLIC Alice Diniarti
BAB 2 Asima Despyona
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
BAB 3 Asima Despyona
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
BAB 4 Asima Despyona
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
BAB 5 Asima Despyona
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
PUSTAKA Asima Despyona
PUBLIC Alice Diniarti
Biomassa diidentifikasi menjadi salah satu sumber energi alternatif karena proses
oksidasi atau pembakaran biomassa akan menghasilkan energi. Indonesia memiliki
potensi biomassa yang besar, namun hanya sedikit yang termanfaatkan. Biomassa
tersedia dalam berbagai bentuk, seperti limbah perhutanan dan pertanian, atau tanaman
energi. Biomassa yang digunakan dalam penelitian ini adalah tandan kosong kelapa
sawit. Metode yang digunakan untuk mengonversi biomassa menjadi energi adalah
gasifikasi. Gasifikasi merupakan proses konversi secara termokimia dari padatan
hidrokarbon menjadi gas sintesis (CO, CO2, H2O, H2, CH4) dengan bantuan agen
gasifikasi (udara, kukus, atau oksigen). Gas sintesis pada umumnya memiliki
konsentrasi hidrogen atau rasio H2/CO tinggi untuk dapat dijadikan sumber energi.
Tantangan dalam proses gasifikasi adalah banyaknya produksi tar. Salah satu cara untuk
mengurangi tar adalah menggunakan arang hasil pirolisis biomassa sebagai bahan baku
gasifikasi. Pirolisis akan melepaskan komponen volatil pada biomassa yang merupakan
penyebab tar, sehingga gas hasil gasifikasi akan memiliki kandungan tar yang rendah.
Proses pirolisis akan mempengaruhi sifat fisik arang yang dihasilkan, seperti
konsentrasi fasa aktif, luas permukaan spesifik serta volume pori. Sifat fisik tersebut
akan mempengaruhi kinerja gasifikasi.
Dengan menggunakan downdraft fixed-bed gasifier skala laboratorium, sebanyak ±7,8
gram TKKS dipirolisis pada temperatur 500?C dengan waktu tinggal temperatur
pirolisis yang divariasikan, lalu arang nya digasifikasi pada temperatur, laju alir
nitrogen dan kukus yang dijaga tetap. Gas sintesis dari gasifikasi dianalisis dengan gas
chromatography. Pada penelitian ini, akan ditinjau pengaruh waktu tinggal pada
temperatur akhir pirolisis terhadap hasil gasifikasi nya. Hasil penelitian menunjukkan
semakin lama waktu pirolisis, akan semakin besar luas area spesifik dari arang yang
dihasilkan. Hal tersebut membuat kukus dapat bereaksi lebih baik dengan arang,
sehingga menghasilkan gas sintesis yang lebih banyak.