digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Tarunita Delima
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Tarunita Delima
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Tarunita Delima
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Tarunita Delima
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Tarunita Delima
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Tarunita Delima
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Tarunita Delima
PUBLIC Yoninur Almira

PUSTAKA Tarunita Delima
PUBLIC Yoninur Almira



Paradigma baru sektor kehutanan memandang sumber daya hutan mempunyai potensi multi fungsi yang dapat memberikan manfaat ekonomi, lingkungan dan sosial bagi kesejahteraan umat manusia. Manfaat tersebut bukan hanya dari Hasil Hutan Kayu (HHK) tetapi juga dari Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dan jasa lingkungan, yang memberikan sumbangan 80 % dibandingkan dengan HHK. Paradigma ini menyadarkan kita bahwa produk HHBK merupakan salah satu sumber daya hutan yang memiliki nilai dan manfaat, paling bersinggungan dengan masyarakat sekitar hutan serta dapat memberikan dampak pada peningkatan penghasilan masyarakat sekitar hutan dan memberikan kontribusi yang berarti bagi penambahan devisa negara. Beberapa penelitian menyatakan bahwa HHBK memberikan kontribusi bagi pendapatan rumah tangga. Dengan demikian pengambilan HHBK merupakan salah satu strategi mata pencaharian utama bagi masyarakat miskin pedesaan terutama bagi masyarakat yang tidak memiliki lahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi strategi pengelolaan HHBK yang berkelanjutan bagi perekonomian dan kelestarian hutan di wilayah KPHP Unit II JBA. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah KPHP Unit II JBA Kabupaten Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Metode pengambilan data primer dilakukan dengan teknik wawancara menggunakan kuesioner, wawancara mendalam dan observasi lapangan. Analisis data dilakukan secara kuantitatif untuk perhitungan nilai ekonomi HHBK, analisis deskriptif kualitatif untuk menjelaskan hasil wawancara, dan didukung hasil observasi. Hasil pengolahan data tersebut dianalisis kembali dengan menggunakan pendekatan analisis Sustainable Livelihoods. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terhadap 53 narasumber, HHBK yang berhasil diidentifikasi adalah sebanyak 29 jenis, dengan 8 jenis HHBK yang didapatkan dari alam dan 21 jenis HHBK yang dibudidayakan oleh masyarakat. Dari 29 jenis HHBK tersebut, sebanyak 23 jenis yang sudah menghasilkan. HHBK tersebut dimanfaatkan sebagai bahan makanan, obatobatan, konstruksi bangunan, kerajinan, dan sebagai bahan baku industri. HHBK yang menghasilkan, memiliki total Nilai Ekonomi sebesar Rp. 943.920.000,- /tahun. HHBK berkontribusi sebesar ± 36,53 % dari total pendapatan narasumber bulan, dan berkontribusi sebesar 7,67 % - 90 % bagi masing-masing narasumber.ii Sementara itu, HHBK memiliki potensi menyumbang PSDH sebesar Rp. 21.217.350,-/tahun. Strategi Pengelolaan HHBK yang berkelanjutan bagi perekonomian dan kelestarian hutan di wilayah KPHP Unit II JBA antara lain, strategi berbasis sumber daya alam yang terdiri dari strategi intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi kegiatan, pemanfatan lahan serta produk; dan strategi berbasis non sumber daya alam, yang terdiri dari pemberdayaan masyarakat, pembiayaan, serta pemasaran dalam skema kemitraan kehutanan, Perhutanan Sosial.