Senyawa porfirin telah menunjukkan potensi sebagai kandidat senyawa antikanker
karena kemampuannya untuk terakumulasi dalam sel kanker dan berinteraksi kuat
dengan DNA melalui berbagai jenis mode interaksi. Berbagai penelitian telah
membuktikan bahwa senyawa porfirin dapat memicu kematian sel melalui
kerusakan pada DNA dan/atau perubahan konformasi DNA. Selain itu, terdapat
berbagi tanda bahwa senyawa porfirin memicu kematian sel melalui mekanisme
lainnya, termasuk menghambat berbagai enzim krusial yang berperan dalam
replikasi sel. Dalam penelitian ini, metode-metode in silico dimanfaatkan untuk
mempelajari potensi senyawa turunan porfirin dalam berinteraksi dan
menghambat DNA dupleks dan enzim DNA Topoisomerase II alfa. Telah
didesain senyawa konjugasi antara porfirin dengan akridin dengan tujuan
meningkatkan afinitasnya terhadap DNA dan Topoisomerase II alfa. Akridin
dipilih sebagai gugus konjugat karena memiliki kemampuan untuk mengikat
DNA secara kuat dan menunjukkan sifat sitotoksik. Sepuluh senyawa porfirin-
akridin (PA) telah didesain, dan afinitasnya terhadap DNA dupleks dan mode
pengikatannya ditapis melalui simulasi docking molekul. Kemudian, berbagai
teknik simulasi dinamika molekul dimanfaatkan untuk meneliti lebih dalam
mekanisme molekuler interaksi senyawa PA terhadap DNA dupleks dan
Topoisomerase II alfa, kekuatan interaksinya, dan perubahan konformasi DNA
yang dipicu oleh interaksi tersebut. Pertama, kekuatan interaksi senyawa PA
terhadap targetnya dihitung menggunakan metode molecular mechanics Poisson-
Boltzmann surface area (MMPBSA). Kedua, mekanisme molekuler interaksi
senyawa PA terhadap DNA dupleks dipelajari menggunakan teknik umbrella
sampling dalam simulasi dinamika molekul melalui pembuatan profil energi
bebas interaksi. Ketiga, pengaruh pengikatan senyawa PA terhadap konformasi
DNA dupleks disimulasikan menggunakan dinamika molekul dan pengukuran
perubahan panjang, kelengkungan, dan kedalaman dan lebar groove DNA.
Penapisan awal terhadap sepuluh senyawa yang telah didesain menghasilkan tiga
senyawa yang memiliki afinitas tinggi terhadap DNA dupleks, yaitu h2pac,
monoimp, dan bispyp, dan dua senyawa yang memiliki afinitas tinggi terhadap
situs aktif Topoisomerase II alfa, yaitu monopyp dan bispzp. Studi dinamika
interaksi antara senyawa PA dan DNA dupleks menunjukkan senyawa h2pac dan
monopyp mampu membentuk kompleks yang stabil dengan DNA, ditunjukkan
oleh nilai RMSD dan RMSF yang rendah. Sedangkan, studi dinamika terhadap
kompleks PA dan Topoisomerase II alfa menunjukkan senyawa monopyp dan
bispzp mampu menstabilkan situs aktif enzim Topoisomerase II alfa, yang
merupakan sebuah karakteristik utaman inhibitor enzim tersebut. Pengikatan
senyawa h2pac di minor groove DNA juga mampu menghasilkan perubahan
konformasi molekul DNA secara makro, sehingga berpotensi untuk mengganggu
berbagai proses seluler yang melibatkan DNA seperti replikasi dan transkripsi.
Hasil penelitian ini secara keseluruhan menunjukkan bahwa senyawa h2pac,
monopyp, dan bispzp memiliki potensi untuk berinteraksi kuat dengan DNA
dupleks serta memicu perubahan konformasi DNA, dan berinteraksi pada situs
pemotongan DNA pada enzim Topoisomerase II alfa dengan mode yang tepat,
sehingga berpotensi mampu menghambat replikasi DNA.