ABSTRAK Tri Andriani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 1 Tri Andriani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 2 Tri Andriani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 3 Tri Andriani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 4 Tri Andriani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 6 Tri Andriani
PUBLIC Yoninur Almira DAFTAR Tri Andriani
PUBLIC Yoninur Almira 2020 TS PP TRI ANDRIANI_LAMPIRAN.pdf?
PUBLIC Yoninur Almira
Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi dan tidak terkontrol merupakan suatu
permasalahan pada perkotaan. Dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat
pesat sehingga mengakibatkan suatu kota sudah tidak mampu lagi untuk
menampung dengan kondisi yang layak, sehingga akan membuat beberapa
penduduk akan lebih memilih untuk tinggal di pinggiran kota (suburbanisasi). Hal
ini juga terjadi di Kota Palembang. Dengan adanya suburbanisasi ini maka akan
mengakibatkan terjadinya peningkatan penggunaan kendaraan pribadi sebagai alat
transportasi. Peningkatan penggunaan kendaraan pribadi ini akan berdampak pada
kemacetan yang diakibatkan pada meningkatnya pergerakan dan aktivitas
penduduk dari/menuju pusat kota. Untuk itu diperlukannya alternatif transportasi
lain untuk mengurangi kemacetan. Adanya pembangunan LRT sebagai moda
angkutan massal, maka hal ini dapat menjadikan LRT sebagai salah satu potensi
dalam pengembangan sistem transportasi di Kota Palembang. Selain itu, dengan
adanya LRT ini juga diharapakan dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi
dan mengurangi kemacetan. Namun, saat ini penggunaan LRT sebagai moda
angkutan umum di Kota Palembang masih rendah, sehingga perlu dilakukannya
suatu upaya agar penggunaan LRT ini dapat meningkat. Untuk meningkatkan
penggunaan LRT di Kota Palembang, maka perlu adanya suatu upaya agar LRT ini
dapat dimanfaatkan secara efisien. Salah satunya yaitu dengan penerapan konsep
TOD pada kawasan di sekitar stasiun LRT. Melalui integrasi simpul transportasi
dengan penggunaan lahan di sekitar stasiun, maka hal ini diharapkan dapat
meningkatkan pergerakan/aktivitas pada kawasan di sekitar stasiun tersebut. Dalam
menentukan lokasi mana saja yang dapat dikembangkan sebagai kawasan TOD,
maka perlu dilakukannya suatu penilaian pada kawasan di sekitar stasiun LRT yang
memenuhi kriteria pengembangan kawasan TOD. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi mana saja pada titik-titik transit LRT
Sumsel yang bepotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan TOD. Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, dimana
analisis deskriptif yang digunakan adalah analisis deskriptif kualtataif dan analisis
deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif ini digunakan untuk melihat
lokasi potensial dan permasalahan pengembangan TOD di titik transit LRT.ii
Sedangkan analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan saat mengolah data yang
terukur secara numerik seperti perhitungan luasan guna lahan, mengukur jarak
dari/ke stasiun/pusat kegiatan/tempat tinggal/tempat bekerja, menghitung jumlah
penduduk dalam di dalam area TOD, menghitung kepadatan penduduk, dan
menghitung kepadatan kawasan. Hasil penelitian menunjukkan 3 stasiun dari 13
stasiun LRT yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan TOD. Stasiun
tersebut adalah Stasiun Punti Kayu, Stasiun Bumi Sriwijaya, dan Stasiun
Jakabaring. Berdasarkan hasil analisis tipologi TOD menurut Permen ATR No. 16
Tahun 2017 pada lokasi potensial ini adalah kawasan Stasiun Bumi Sriwijaya
termasuk tipologi TOD kota, dan kawasan Stasiun Punti Kayu dan Stasiun
Jakabaring termasuk tipologi TOD lingkungan. Untuk mengembangkan setiap titik
potensial menjadi kawasan TOD dibutuhkan pengidentifikasikan aspek-aspek yang
perlu dipertimbangkan dan komponen yang perlu diatur untuk mengatasi gap antara
prasyarat dan prinsip dengan persoalan terkait kondisi dan dukungan rencana yang
berlaku saat ini