digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Tri Andriani
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Tri Andriani
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Tri Andriani
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Tri Andriani
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Tri Andriani
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Tri Andriani
PUBLIC Yoninur Almira

DAFTAR Tri Andriani
PUBLIC Yoninur Almira


Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi dan tidak terkontrol merupakan suatu permasalahan pada perkotaan. Dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat pesat sehingga mengakibatkan suatu kota sudah tidak mampu lagi untuk menampung dengan kondisi yang layak, sehingga akan membuat beberapa penduduk akan lebih memilih untuk tinggal di pinggiran kota (suburbanisasi). Hal ini juga terjadi di Kota Palembang. Dengan adanya suburbanisasi ini maka akan mengakibatkan terjadinya peningkatan penggunaan kendaraan pribadi sebagai alat transportasi. Peningkatan penggunaan kendaraan pribadi ini akan berdampak pada kemacetan yang diakibatkan pada meningkatnya pergerakan dan aktivitas penduduk dari/menuju pusat kota. Untuk itu diperlukannya alternatif transportasi lain untuk mengurangi kemacetan. Adanya pembangunan LRT sebagai moda angkutan massal, maka hal ini dapat menjadikan LRT sebagai salah satu potensi dalam pengembangan sistem transportasi di Kota Palembang. Selain itu, dengan adanya LRT ini juga diharapakan dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan mengurangi kemacetan. Namun, saat ini penggunaan LRT sebagai moda angkutan umum di Kota Palembang masih rendah, sehingga perlu dilakukannya suatu upaya agar penggunaan LRT ini dapat meningkat. Untuk meningkatkan penggunaan LRT di Kota Palembang, maka perlu adanya suatu upaya agar LRT ini dapat dimanfaatkan secara efisien. Salah satunya yaitu dengan penerapan konsep TOD pada kawasan di sekitar stasiun LRT. Melalui integrasi simpul transportasi dengan penggunaan lahan di sekitar stasiun, maka hal ini diharapkan dapat meningkatkan pergerakan/aktivitas pada kawasan di sekitar stasiun tersebut. Dalam menentukan lokasi mana saja yang dapat dikembangkan sebagai kawasan TOD, maka perlu dilakukannya suatu penilaian pada kawasan di sekitar stasiun LRT yang memenuhi kriteria pengembangan kawasan TOD. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi mana saja pada titik-titik transit LRT Sumsel yang bepotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan TOD. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, dimana analisis deskriptif yang digunakan adalah analisis deskriptif kualtataif dan analisis deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif ini digunakan untuk melihat lokasi potensial dan permasalahan pengembangan TOD di titik transit LRT.ii Sedangkan analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan saat mengolah data yang terukur secara numerik seperti perhitungan luasan guna lahan, mengukur jarak dari/ke stasiun/pusat kegiatan/tempat tinggal/tempat bekerja, menghitung jumlah penduduk dalam di dalam area TOD, menghitung kepadatan penduduk, dan menghitung kepadatan kawasan. Hasil penelitian menunjukkan 3 stasiun dari 13 stasiun LRT yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan TOD. Stasiun tersebut adalah Stasiun Punti Kayu, Stasiun Bumi Sriwijaya, dan Stasiun Jakabaring. Berdasarkan hasil analisis tipologi TOD menurut Permen ATR No. 16 Tahun 2017 pada lokasi potensial ini adalah kawasan Stasiun Bumi Sriwijaya termasuk tipologi TOD kota, dan kawasan Stasiun Punti Kayu dan Stasiun Jakabaring termasuk tipologi TOD lingkungan. Untuk mengembangkan setiap titik potensial menjadi kawasan TOD dibutuhkan pengidentifikasikan aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dan komponen yang perlu diatur untuk mengatasi gap antara prasyarat dan prinsip dengan persoalan terkait kondisi dan dukungan rencana yang berlaku saat ini