digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2020 TA Sitti Mauludy Khairina 1-Abstrak.pdf)u
PUBLIC Garnida Hikmah Kusumawardana

Kecamatan Klaten Selatan merupakan wilayah yang masih menerapkan prinsip kumpul-angkut-buang dalam mengelola sampah yang dihasilkan. Dari 11,86 ton sampah yang dihasilkan per hari di kecamatan ini, hanya 50% saja yang dikumpulkan untuk berikutnya diangkut ke TPA Troketon. Meski demikian, tidak ada pengolahan apapun terkait sampah sisa makanan selain ditimbun di lahan urug. Berdasarkan hasil sampling yang dilakukan sesuai SNI 19-2964-1995, timbulan rerata sampah di Kecamatan Klaten Selatan mencapai 0,252 kg/orang/hari dengan timbulan volume sebesar 1,545 L/orang/hari. Komposisi terbesar sampah permukiman berdasarkan persen berat basah adalah sampah sisa makanan sebesar 60,01%. Hasil uji karakteristik sampah di Laboratorium B3 ITB menunjukkan nilai kadar padatan senilai 33,23%, kadar air 66,77%, dan C/N 21,67. Alternatif teknologi pengolahan sampah sisa makanan yang diajukan adalah anaerobic digester tipe kering dengan metode pengumpanan batch. Instalasi terpilih menggunakan metode Simple Additive Weighting adalah sistem Biocell yang direncanakan dapat mengolah sampah input senilai 7.377 kg/hari dan volume 24,59 m3/hari. Alur pengolahan mulai dari sistem terpilah di sumber, area bongkar muat di tipping floor, unit pemilahan manual conveyor belt, unit pencacah, bak penampung input, reaktor dry anaerobic digester Biocel, bak penampung gas, bak penampung digestat, dan juga bak penampung lindi. Dari pengolahan tersebut akan dihasilkan gas metana sebanyak 763,62 m3/hari, residu yang akan dikompos sebesar 4,94 ton/hari, uap air sebanyak 1,33 ton/hari, dan lindi yang akan disalurkan ke pihak ke-3 sebanyak 2,684 m3/hari. Sampah sisa makanan yang diangkut ke TPA yang semula hanya adalah 50% dari total sampah yang dihasilkan menjadi 36,71% saja.