digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Kintan Alifah
PUBLIC TINI SUPARTINI

Keberadaan tegakan hutan pada daerah tangkapan air (DTA) berperan penting dalam pengaturan debit air sungai. Jenis tegakan dapat memengaruhi kemampuan intersepsi, yaitu menahan dan mengalirkan air hujan ke tanah secara perlahan agar ter-infiltrasi dengan baik dan mengurangi resiko air larian. DTA seluas 9,91 Ha di hulu sub DAS Cidurian merupakan tegakan hutan berbentuk agroforestri. DTA ini menghasilkan mata air Cidurian yang merupakan sokongan air untuk pertanian lahan kering sekitarnya. Tujuan penelitian adalah mengukur intersepsi DTA Cidurian, dengan pola agroforestri Pinus-Kopi(3th)-Cabai dan Pinus-Kopi(9th). Pengukuran intersepsi dilakukan 14 Maret-2 Mei 2019 (50 hari) dengan 40 hari hujan, kemudian dihitung kapasitas tajuk. Pengambilan sampel memakai purposive sampling. Diambil data curah hujan, lolosan tajuk & aliran batang dengan ombrometer manual dan dilakukan simulasi hujan tiruan. Hasil intersepsi total agroforestri Pinus-KopiCabai adalah 58,49% dengan komposisi Pinus 45,71%, Kopi 8,54%, Cabai 4,24% dari curah hujan dan kapasitas tajuk 255.700 L/ha/hari Sedangkan pada agroforestri Pinus-Kopi total intersepsi 57,35% dengan komposisi Pinus 47,62%, Kopi 9,73% dari curah hujan dan kapasitas tajuk 275.300 L/ha/hari. Hasil menunjukkan strata pohon dengan selisih tinggi yang lebih kecil serta penutupan tajuk lebih luas, lebih baik dalam mengintersepsi air hujan. Semakin banyak strata tajuk akan meningkatkan intersepsi. Semakin besar intersepsi, infiltrasi air tanah membaik dan menurunkan resiko air larian.