ABSTRAK Bintang Azhari
PUBLIC Dedi Rosadi COVER Bintang Azhari
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 1 Bintang Azhari
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 2 Bintang Azhari
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 2 Bintang Azhari
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 2 Bintang Azhari
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 3 Bintang Azhari
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 3 Bintang Azhari
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 3 Bintang Azhari
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 3 Bintang Azhari
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 4 Bintang Azhari
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 5 Bintang Azhari
PUBLIC Dedi Rosadi PUSTAKA Bintang Azhari
PUBLIC Dedi Rosadi
Tambang Terbuka Batu Hijau merupakan tambang terbuka tembaga dan emas terbesar
kedua di Indonesia dengan cadangan 2,6 miliar pon Cu dan 2,7 juta ons Au. Pada tahun
2017, PT. AMNT telah memulai pengembangan fase-7 berupa pengupasan lahan dan
pelebaran tambang serta perencanaan ekstraksi cadangan yang tersisa. Penelitian ini
dilakukan untuk membantu perencanaan ekstraksi cadangan dengan mengorelasikan
aspek geologi terhadap performa metalurgi. Deskripsi sumur bor dan analisis sampel
berupa analisis petrografi, mineragrafi, dan XRD dilakukan untuk mengetahui kondisi
geologi, alterasi, dan mineralisasi daerah penelitian. Penelitian ini juga dilengkapi dengan
data sekunder dari PT. AMNT berupa referensi penampang, peta geologi dan collar
sumur bor, data litologi dan struktur, data kadar Cu & Au, serta data recovery flotasi Cu
& Au untuk mendapatkan gambaran kondisi geologi yang lebih baik serta
mengorelasikan aspek geologi dan metalurgi. Daerah penelitian terdiri atas seri batuan
intrusi berumur Miosen Tengah – Pliosen berupa Andesit, Diorit Kuarsa, Tonalit
Intermediet, dan Tonalit Muda. Zona alterasi yang teridentifikasi berupa zona Klorit -
Serisit - Kuarsa ± Kalsit ± Epidot yang melingkupi zona Biotit - Magnetit - Kuarsa ±
Aktinolit serta zona Kaolinit - Kuarsa yang tersebar pada bagian atas daerah penelitian.
Kehadiran zona oksida berupa tudung menutup zona mineralisasi pirit dominan,
kalkopirit dominan, dan bornit dominan. Data kadar menunjukkan bahwa kadar Cu dan
Au yang tinggi berasosiasi dengan intrusi Tonalit Intermediet, sedangkan intrusi termuda
(Tonalit Muda) cenderung memiliki kadar Cu dan Au yang lebih rendah. Pada bagian atas
daerah penelitian, nilai recovery Cu dan Au menunjukkan nilai yang rendah dan
berasosiasi dengan kandungan mineral oksida yang semakin tinggi. Di sisi lain,
rendahnya nilai recovery Au juga berkorelasi dengan kadar Au yang rendah. Berdasarkan
analisis tersebut, diidentifikasi sepuluh dan sembilan domain geometalurgi Cu dan Au
yang mencerminkan aspek geologi masing-masing terhadap performa metalurgi.
Perhatian terhadap masing-masing domain geometalurgi juga diberikan melalui
pengajuan rekomendasi pengolahan untuk memaksimalkan luaran yang dihasilkan.