digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Vebby Vitry Yanti
PUBLIC Ratnasari

COVER Vebby Vitry Yanti
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Vebby Vitry Yanti
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Vebby Vitry Yanti
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Vebby Vitry Yanti
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Vebby Vitry Yanti
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Vebby Vitry Yanti
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Vebby Vitry Yanti
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

Potensi suatu gunung berapi tidak hanya bisa dinikmati dari pemandangan permukaan atasnya saja melainkan bisa memanfaatkan batuan atau mineral yang berada di bawah permukaannya. Oleh karena itu, penelitian tentang studi aplikasi metode magnetik dalam menentukan jenis batuan dan mineral berdasarkan nilai suseptibilitas magnetik batuan di bawah permukaan Gunung Api penting dilakukan. Pada penelitian Tugas Akhir ini, pengambilan data dilakukan pada 259 titik di sekitar Kawah Gunung Api Papandayan dengan menggunakan metoda magnetik. Metode magnetik merupakan salah satu metode geofisika yang didasarkan pada variasi intensitas medan magnet di permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi (suseptibilitas). Alat yang digunakan untuk mengukur anomali magnetik yaitu magnetometer. Pengolahan data dilakukan melalui koreksi variasi harian dan koreksi IGRF (International Geomagnetic Reference Field) pada data medan magnetik total hasil pengukuran, sehingga diperoleh kontur anomali medan magnetik total. Hasil data magnetik yang diperoleh menunjukkan persebaran nilai anomali medan magnetik sekitar Gunung Api Papandayan yang bervariasi. Pada data bacaan harian dititik base didapat nilai terendah sebesar 45026,8 nT dan nilai tertinggi 45045,5 nT. Sedangkan nilai anomali magnetik total di daerah pengukuran sebesar -707,5 nT hingga 617,6 nT, dengan menggunakan data koreksi IGRF sebesar 45059 nT. Berdasarkan hasil pemodelan diperoleh nilai suseptibilitas magnetik batuan pada struktur bawah permukaan di sekitar Gunung Api Papandayan berkisar 0,032065 SI yang terkait dengan batuan beku jenis basal. Sedangkan adanya anomali magnetik yang bernilai negatif, kemungkinan disebabkan oleh adanya temperatur tinggi di bawah permukaan.