digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Farhan
PUBLIC Ratnasari

COVER Farhan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Farhan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Farhan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Farhan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Farhan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Farhan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Farhan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

Korosi didalam tanah merupakan salah satu masalah yang sering terjadi didalam dunia industri, salah satunya yaitu korosi pada pipa yang tertanam dibawah tanah . Nilai resistivitas didalam tanah dapat digunakan untuk menenentukan potensi korosi yang dapat terjadi pada tanah tersebut. Salah satu metode yang biasa digunakan untuk mengetahui nilai resistivitas bawah tanbah yaitu metode geolistrik, sehingga penulis menggunakan metode geolistrik 1D konfigurasi Wenner untuk menentukan potensi korosi yang terjadi dibawah tanah. Selain resistivitas, nilai resistivitas termal pun dapat digunakan untuk menentukan potensi korosi yang dapat terjadi. Maka selain menggunakan metode geolistrik, penulis menggunakan metode konduktivitas termal untuk menentukan korosifitas tanah. Pengolahan data pada metode geolistrik dilakukan dengan menggunakan software IPI2win, sedangkan pengolahan data pada metode konduktivitas termal dilakukan menggunakan microsoft Excel. Pengambilan data geolistrik dan konduktivitas termal dilakukan pada tiga titik penelitian. Penggunakan metode geolistrik didasari dengan hukum ohm, sedangkan metode konduktvitas termal didasari dengan hukum termodinamika. Penelitian dilakukan pada tiga titik, yaitu titik SR-1, SR-2, dan SR-3. Dari hasil penelitian didapatkan nilai resistivitas pada masing-masing titik bernilai 5.269 ?m, 12.8 ?m, 36.3?m, dan nilai resistivitas termal sebesar 111.23 oC cm/W, 112.81 oC cm/W , 88.07 oC cm/W. Dari hasil-hasil yang telah didapat maka dapat ditentukan bahwa titik SR-1 bersifat extremly corrosive, titik SR-2 bersiat highly corrosive, dan titik SR-3 bersifat corrosive. Sehingga dari ketiga titik tersebut, titik yang terbaik untuk ditanami pipa gas adalah titik SR-3. Namun demikian juga titik SR-3 memiliki tanah yang bersifat korosif, sehingga perlu dilakukan perlindungan lebih untuk pipa gas apabila ditanam pada titik tersebut. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melindungi pipa gas dari korosi yaitu dengan melakukan proteksi katodik pada pipa gas tersebut dan menghitung laju korosi pada tanah di titik penanaman pipa gas, agar dapat dilakukan maintanane berkala.