ABSTRAK Norhayati
PUBLIC yana mulyana COVER Norhayati
PUBLIC yana mulyana BAB 1 Norhayati
PUBLIC yana mulyana BAB 2 Norhayati
PUBLIC yana mulyana BAB 3 Norhayati
PUBLIC yana mulyana BAB 4 Norhayati
PUBLIC yana mulyana BAB 5 Norhayati
PUBLIC yana mulyana BAB 6 Norhayati
PUBLIC yana mulyana PUSTAKA Norhayati
PUBLIC yana mulyana
Latar belakang dan tujuan : Manusia hidup di alam selalu kontak dengan
berbagai macam mikroorganisme penyebab infeksi yaitu, bakteri, virus, jamur dan
berbagai bentuk kehidupan parasit. Mikroorganisme adalah organisme yang
berkembangbiak dan menyebar dengan cepat, jika menginfeksi dalam tubuh dan
menyebabkan berbagai gangguan fisiologis tubuh akan menimbulkan penyakit.
Masalah penyakit infeksi ini semakin diperparah dengan adanya laporan
peningkatan resistensi dan toksisitas antimikroba yang digunakan secara klinik
sehingga diperlukan antimikroba baru sebagai obat alternatif pengobatan infeksi
yang dapat berasal dari simplisia hewani. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menguji aktivitas fraksi ekstrak etanol sarang putih dari burung walet (Collocalia
fuciphaga) terhadap mikroba uji dan menentukan nilai konsentrasi hambat
minimum (KHM), menentukan nilai kesetaraan fraksi terhadap antimikroba
pembanding. Metode : Sarang putih dari burung walet diekstraksi menggunakan
metode refluks dengan pelarut etanol 70%. Ekstrak yang diperoleh ditentukan
KHM dengan metode difusi agar. Ekstrak tersebut difraksinasi menggunakan
metode ekstraksi cair-cair dengan pelarut n-heksana, etil asetat, dan air. Ketiga
fraksi yang di dapat kemudian diuji dengan cara yang sama dengan ekstrak.
Selanjutnya dilakukan penentuan nilai kesetaraan fraksi dengan aktivitas terbaik
terhadap antimikroba pembanding yaitu tetrasiklin untuk bakteri dan ketokonazol
untuk jamur. Pengamatan perubahan morfologi dari sel mikroba uji dilakukan
menggunakan scanning electron microscope (SEM). Hasil : Nilai KHM ekstrak
etanol sarang putih dari burung walet terhadap Methicillin Resistant
Staphylococcus aureus (MRSA), Methicillin Resistant Coagulase Negative
Staphylococcus (MRCNS), dan Streptococcus mutans secara berturut-turut
sebesar 0,1%; 0,05%; dan 0,05%. Nilai KHM fraksi etil asetat sarang putih dari
burung walet terhadap MRSA, MRCNS, Streptococcus mutans, Fusarium spp,
Trichophyton mentagrophytes, dan Microsporum gypseum secara berturut-turut
sebesar 0,05%; 0,1%; 0,01%; 0,05%; 1%; dan 0,1%. Aktivitas 1 mg fraksi etil
asetat sarang putih dari burung walet setara dengan 0,71 µg; 0,15 µg; dan 0,28 µg
tetrasiklin terhadap MRSA, MRCNS, dan Streptococcus mutans. Sedangkan
aktivitas 1 mg fraksi etil asetat sarang putih dari burung walet setara dengan
61,66 µg; 57,54 µg; dan 8,13 µg ketokonazol terhadap Fusarium spp,
Microsporum gypseum dan Trichophyton mentagrophytes. Kesimpulan : Fraksi
etil asetat sarang putih dari burung walet memiliki aktivitas antijamur paling kuat
terhadap Fusarium spp.