digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Norhayati
PUBLIC yana mulyana

COVER Norhayati
PUBLIC yana mulyana

BAB 1 Norhayati
PUBLIC yana mulyana

BAB 2 Norhayati
PUBLIC yana mulyana

BAB 3 Norhayati
PUBLIC yana mulyana

BAB 4 Norhayati
PUBLIC yana mulyana

BAB 5 Norhayati
PUBLIC yana mulyana

BAB 6 Norhayati
PUBLIC yana mulyana

PUSTAKA Norhayati
PUBLIC yana mulyana

Latar belakang dan tujuan : Manusia hidup di alam selalu kontak dengan berbagai macam mikroorganisme penyebab infeksi yaitu, bakteri, virus, jamur dan berbagai bentuk kehidupan parasit. Mikroorganisme adalah organisme yang berkembangbiak dan menyebar dengan cepat, jika menginfeksi dalam tubuh dan menyebabkan berbagai gangguan fisiologis tubuh akan menimbulkan penyakit. Masalah penyakit infeksi ini semakin diperparah dengan adanya laporan peningkatan resistensi dan toksisitas antimikroba yang digunakan secara klinik sehingga diperlukan antimikroba baru sebagai obat alternatif pengobatan infeksi yang dapat berasal dari simplisia hewani. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas fraksi ekstrak etanol sarang putih dari burung walet (Collocalia fuciphaga) terhadap mikroba uji dan menentukan nilai konsentrasi hambat minimum (KHM), menentukan nilai kesetaraan fraksi terhadap antimikroba pembanding. Metode : Sarang putih dari burung walet diekstraksi menggunakan metode refluks dengan pelarut etanol 70%. Ekstrak yang diperoleh ditentukan KHM dengan metode difusi agar. Ekstrak tersebut difraksinasi menggunakan metode ekstraksi cair-cair dengan pelarut n-heksana, etil asetat, dan air. Ketiga fraksi yang di dapat kemudian diuji dengan cara yang sama dengan ekstrak. Selanjutnya dilakukan penentuan nilai kesetaraan fraksi dengan aktivitas terbaik terhadap antimikroba pembanding yaitu tetrasiklin untuk bakteri dan ketokonazol untuk jamur. Pengamatan perubahan morfologi dari sel mikroba uji dilakukan menggunakan scanning electron microscope (SEM). Hasil : Nilai KHM ekstrak etanol sarang putih dari burung walet terhadap Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA), Methicillin Resistant Coagulase Negative Staphylococcus (MRCNS), dan Streptococcus mutans secara berturut-turut sebesar 0,1%; 0,05%; dan 0,05%. Nilai KHM fraksi etil asetat sarang putih dari burung walet terhadap MRSA, MRCNS, Streptococcus mutans, Fusarium spp, Trichophyton mentagrophytes, dan Microsporum gypseum secara berturut-turut sebesar 0,05%; 0,1%; 0,01%; 0,05%; 1%; dan 0,1%. Aktivitas 1 mg fraksi etil asetat sarang putih dari burung walet setara dengan 0,71 µg; 0,15 µg; dan 0,28 µg tetrasiklin terhadap MRSA, MRCNS, dan Streptococcus mutans. Sedangkan aktivitas 1 mg fraksi etil asetat sarang putih dari burung walet setara dengan 61,66 µg; 57,54 µg; dan 8,13 µg ketokonazol terhadap Fusarium spp, Microsporum gypseum dan Trichophyton mentagrophytes. Kesimpulan : Fraksi etil asetat sarang putih dari burung walet memiliki aktivitas antijamur paling kuat terhadap Fusarium spp.