digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ketidakseimbangan atau disbiosis mikrobioma oral yang dapat disebabkan oleh kebersihan gigi dan mulut yang buruk memungkinkan manifestasi mikroba komensal menjadi patogen. Penggunaan gargarisma yang mampu memberikan efek bakterisida maupun fungisida terhadap mikroba patogen oral dapat menjadi langkah preventif maupun pengobatan tambahan pada tahap awal penyakit gigi dan mulut. Propolis dan rosella merupakan bahan alam yang diketahui kaya akan kandungan senyawa fenolik yang mampu berperan sebagai agen antimikroba, sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi sediaan gargarisma. Pengujian aktivitas antimikroba dilakukan pada ekstrak etanol propolis dan ekstrak air bunga rosella terhadap 3 mikroba oral, yaitu Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans, dan Candida albicans. Aktivitas antimikroba ditentukan melalui penetapan konsentrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi bakterisida/fungisida minimum (KBM/KFM) dengan metode mikrodilusi, penentuan sifat kombinasi dengan uji checkerboard, uji koefisien fenol, dan uji antiseptik standar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol propolis dan ekstrak air bunga rosella memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans. Kombinasi ekstrak menunjukkan sifat antimikroba yang aditif. Formulasi gargarisma terdiri dari 2% ekstrak etanol propolis dan 1% ekstrak air bunga rosella. Evaluasi sediaan menunjukkan bahwa secara organoleptik gargarisma berwarna cokelat muda transparan, rasa sedikit asam dengan sensasi dingin dan kesat, beraroma menthol, dan tekstur cair. Sediaan homogen dengan pH dan viskositas secara berturut-turut adalah 5,44±0,03 dan 1,36 mPa.s. Gargarisma tanpa pengenceran efektif membunuh bakteri pada waktu kontak 2, 5, dan 10 menit.