digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Ibrahim Ukrin P A D
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Ibrahim Ukrin P A D
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Ibrahim Ukrin P A D
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Ibrahim Ukrin P A D
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Ibrahim Ukrin P A D
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Ibrahim Ukrin P A D
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Ibrahim Ukrin P A D
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Kampung-kota merupakan sebuah pemukiman yang memiliki fungsi dominan di Indonesia sebagai penyedia perumahan informal bagi kaum miskin perkotaan, sekaligus yang disebut oleh setiawan sebagai apa yang dikatakan friedmann 1992 sebagai defensible life space. Saat ini lebih dari 50% masyarakat Indonesia tinggal di kawasan perkotaan dan 70% masyarakat di Kota-kota besar diperkotaan tinggal di kawasan kampung-kota. Kampung-kota juga mendominasi hingga 70% land use dari kota besar di Indonesia (kemenpera 2010), dan salah satu kota besar tersebut tentunya adalah pada Kota Bandung. Kampung-kota juga datang dengan masalahnya, seringkali ia tidak dapat menyamai tempo modernisasi perkotaan sehingga terjadi staganansi yang menyebabkan permasalahan pada kampung-kota. Kampung-kota perlu beradaptasi dengan konsep pembangunan berkelanjutan agar tetap dapat menjalankan fungsinya tanpa masalah. Mendorong penggunaan imajinasi pada cara stakeholder beroperasi (dengan meningkatkan kapasitas komunitas) di perkotaan dapat memperkaya bank solusi yang ada dari permasalahan perkotaan, sehingga timbul ketahanan dari ancaman perubahan yang terjadi tiba-tiba terhadap kampung-kota (Landry : 2008). Saat ini pemerintah Kota Bandung tengah mengadaptasi Program Kampung Kreatif untuk menyelesaikan permasalahan kampung-kota di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk melakukan eksplorasi terhadap Program Kampung Kreatif yang diinisiasi di Kota Bandung yang merupakan hal baru. Penelitian ini menggunakan 2 buah kampung-kota sebagai studi kasus yaitu Dago Pojok dan Pasundan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa untuk membangun sebuah kampung-kota yang kreatif maka pembawa program harus mampu membawa strategi yang tepat sehingga kapasitas komunitas dari masyarakat kampung-kota untuk mendukung pembentukan kampung kreatif akan bertambah . Bertambahnya kapasitas komunitas dalam mendukung pembangunan kampung kreatif tersebut akan mendukung pembentukan kampung kreatif sehingga kampung kota dapat memiliki kualitas yang berkelanjutan