digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ali Arifin
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan

Planet Bumi sebagai rumah bagi penghuninya terutama manusia, dalam jangka panjang akan mengalami banyak permasalahan lingkungan, seperti pemanasan global, perubahan iklim, dan krisis ekologi. Ahli ekologi percaya bahwa lingkungan alam dan masyarakat saling terkait dan manusia harus melestarikan alam karena kelestarian alam ditentukan oleh perilaku manusia terhadap alam. Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan sangat diperlukan untuk menghadapi isu-isu lingkungan yang berdampak negatif dalam jangka panjang. Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Istilah "Berkelanjutan" adalah istilah yang digunakan oleh pecinta lingkungan untuk menunjukkan mode praktik. Dari sudut pandang global hingga sudut pandang lokal, praktik kehidupan berkelanjutan pada intinya meminimalkan dampak negatif yang muncul terhadap lingkungan dan menghasilkan ruang hidup yang sehat. Manusia sebagai agen penentu yang aktif harus terintegrasi dengan alam untuk menciptakan lingkungan global yang berkelanjutan. Terdapat 3 aspek utama yang harus saling terintegrasi untuk mencapai suatu upaya pembangunan berkelanjutan yaitu ketahanan lingkungan/ekologis, keberlanjutan ekonomi, dan keberlanjutan sosial. Ketiga aspek tersebut diintegrasikan melalui 4 prinsip dasar elemen pembangunan berkelanjutan yaitu pemerataan dan keadilan sosial, keanekaragaman (diversity), pendekatan integratif, dan perspektif jangka panjang. Solusi akhir yang mampu mencakup semuanya yaitu dengan tindakan gabungan dan jangka panjang, salah satu yang mungkin menjadi solusi terbaik adalah pendidikan lingkungan. Definisi pendidikan lingkungan yaitu mengacu pada pendidikan di lingkungan, tentang lingkungan, dan untuk lingkungan. Dengan cara yang sama, pendidikan berkelanjutan dapat dikategorikan sebagai pendidikan tentang, untuk, dan sebagai keberlanjutan. Pendidikan lingkungan memungkinkan manusia untuk belajar secara formal di lingkungan sekolah atau non-formal dari lingkungan langsung sebagai dasar pembelajaran seumur hidup. Terdapat lima bidang dasar desain yang berorientasi pada lingkungan antara lain lingkungan interior yang sehat dan aman dari gas dan zat beracun, efisiensi energi seoptimal mungkin, bahan bangunan ekologis dan terbarukan, bentuk bangunan menanggapi konteks sekitar, dan desain struktur, material, dan estetika yang baik. Bahan bangunan berkelanjutan adalah bahan yang dibuat dan diproduksi secara lokal yang mengurangi biaya transportasi dan emisi CO2, terdiri dari bahan-bahan bekas, dan memiliki dampak negatif yang rendah terhadap lingkungan. Sebagai upaya merespons pembangunan berkelanjutan, kontribusi yang dapat diberikan oleh ranah arsitektur adalah dengan menghadirkan rancangan lingkungan arsitektural berkelanjutan berupa lingkungan Pendidikan sekolah alam/hijau berasrama yang menananmkan nilai-nilai berkelanjutan kepada generasi muda. Tujuan jangka panjang dari proyek ini yaitu mengatasi permasalahan lingkungan global yang semakin merusak Planet Bumi karena kurangnya perhatian dan kesadaran manusia akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan keberlanjutan Bumi. Diharapkan akan tertanam suatu kesadaran dalam diri generasi muda pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan hingga dewasa nanti dan seumur hidup serta dapat mereka turunkan nilai-nilai tersebut melalui cara-cara mereka mendidik anak-cucu hingga generasi mereka selanjutnya. Proyek ini berada di bawah naungan yayasan Darul Hikam Bandung. Fasilitas yang akan disediakan di sekolah alam ini meliputi ruang kelas indoor dan outdoor, ruang kantor, asrama siswa, perpustakaan, ruang workshop, laboratorium, kantin, permaculture farm, taman sekolah, dan aula olahraga multiguna. Proyek sekolah alam ini ditargetkan untuk siswa dengan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Para siswa tinggal di asrama sekolah yang menyatu dengan bangunan sekolah dan berada di lingkungan alam. Tapak berlokasi di Jalan Maribaya 81-89, Kayuambon, Kec. Lembang, Kab. Bandung Barat, dan memiliki luas 12.500 m2 atau 1,25 ha. Pemilihan lokasi didasari oleh area Kecamatan Lembang dengan iklim dan cuaca cukup sejuk dan berada di lingkungan alam serta merupakan kawasan lahan yang diperuntukan sebagai area pendidikan/sekolah. Lokasi tersebut memiliki potensi kuat sebagai lingkungan pendidikan yang menyatu dengan alam. Melalui analisis pengguna, tapak, konteks, dan isu proyek, diperoleh rumusan persoalan perancangan, yaitu integrasi lingkungan fisik dan sumber daya manusia, penerapan material berkelanjutan, respons terhadap sosial-budaya komunitas lokal, dan respons terhadap topografi dan konteks. Persoalan perancangan tersebut berlandaskan pada teori-teori pembangunan berkelanjutan dan sekolah hijau yang kemudian dianalisis untuk merumuskan kriteria perancangan dan diikuti dengan perumusan ide-ide alternatif konsep perancangan.