ABSTRAK Nadira Nanda Paringgusti Wijan
PUBLIC Alice Diniarti COVER Nadira Nanda Paringgusti Wijan
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 1 Nadira Nanda Paringgusti Wijan
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 2 Nadira Nanda Paringgusti Wijan
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 2 Nadira Nanda Paringgusti Wijan
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 2 Nadira Nanda Paringgusti Wijan
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 2 Nadira Nanda Paringgusti Wijan
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 2 Nadira Nanda Paringgusti Wijan
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 2 Nadira Nanda Paringgusti Wijan
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 2 Nadira Nanda Paringgusti Wijan
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 3 Nadira Nanda Paringgusti Wijan
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 4 Nadira Nanda Paringgusti Wijan
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 5 Nadira Nanda Paringgusti Wijan
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 6 Nadira Nanda Paringgusti Wijan
PUBLIC Dedi Rosadi PUSTAKA Nadira Nanda Paringgusti Wijan
PUBLIC Dedi Rosadi
Pemetaan mineral alterasi hidrotermal dilakukan untuk mendukung kegiatan eksplorasi,
antara lain di bidang panas bumi dan endapan mineral. Penginderaan jauh menggunakan
satelit merupakan metode pengamatan lapangan yang efektif dari sisi waktu dan biaya,
serta dapat digunakan untuk membantu pemetaan area yang luas dan/atau sulit dijangkau.
Citra satelit Hyperion merupakan citra hiperspektral memiliki resolusi spektral yang baik
bagi pemetaan mineral alterasi hidrotermal, dapat diperoleh secara gratis, namun jarang
digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan analisis citra satelit hiperspektral
dalam pemetaan zona persebaran mineral alterasi hidrotermal, yang juga divalidasi dengan
observasi lapangan.
Penelitian dilakukan di kawah Gunung Papandayan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Citra
hiperspektral Hyperion bagi kawasan ini diolah melalui serangkaian tahap yaitu preprocessing
yang meliputi koreksi radiometrik dan koreksi atmosferik FLAASH,
transformasi Minimum Noise Factor (MNF), seleksi spasial berdasarkan Pixel Purity Index
(PPI), memilih endmember berdasarkan pustaka USGS dan data lapangan, serta
pembuatan peta kelimpahan endmember mineral alterasi menggunakan Linear Spectral
Unmixing (LSU). Hasil analisis citra Hyperion ini divalidasi oleh data lapangan berupa
deskripsi lapangan serta analisis sampel lapangan dengan Portabel Infrared Mineral
Analyzer (PIMA) serta ASD Spectroradiometer. Keseluruhan hasil pengolahan dan analisis
laboratorium ini diintegrasikan untuk menyusun zonasi mineral alterasi di daerah
penelitian.
Analsis citra menunjukkan adanya persebaran mineral-mineral endmember terpilih yaitu
mineral alunit, kaolinit-montmorilonit, dan haloysit serta sulfur di daerah penelitian.
Analisis citra menunjukkan hasil yang valid dengan menggunakan spektra sampel
lapangan sebagai pustaka dibandingkan dengan USGS. Adapun zona himpunan mineral
alterasi yang dapat ditemukan di daerah penelitian adalah Zona Haloysit, Zona Kaolinit,
dan Zona Pirofilit beserta dua zona yang merupakan rombakan/alterasi ex-situ. Terdapat
korelasi antara persebaran zona mineral alterasi dan kondisi lapangan. Zona Haloysit
cenderung berkorelasi dengan endapan piroklastik Kawah Baru. Zona Pirofilit didapati
berkorelasi dengan produk Papandayan yang membentuk satuan geomorfologi
Punggungan Welirang. Zona Kaolinit ditemukan berkorelasi dengan daerah kawah yang
memiliki manifestasi aktif.