Hiperlipidemia merupakan suatu sindrom metabolik yang ditandai dengan meningkatnya salah satu
atau keseluruhan kadar kolesterol total, low density lipoprotein (LDL), dan trigliserida dalam darah
melebihi batas normalnya. Daun binahong dan daun murbei masing-masing digunakan secara
empiris untuk mengobati hiperlipidemia. Namun belum ada penelitian yang menguji aktivitas
kombinasi kedua ekstrak tanaman tersebut terhadap perbaikan profil lipid. Penelitian ini bertujuan
menentukan aktivitas antihiperlipidemia dari kombinasi ekstrak binahong dan murbei. Sebanyak 28
ekor tikus dibagi ke dalam tujuh kelompok yaitu normal, kontrol, simvastatin 3,6 mg/kg bb, B100
(binahong 100 mg/kg bb), M200 (murbei 200 mg/kg bb), B50+M100 (binahong 50 mg/kg bb dan
murbei 100 mg/kg bb), dan B100+M200 (binahong 100 mg/kg bb dan murbei 200 mg/kg bb).
Induksi hiperlipidemia dilakukan dengan pemberian pakan tinggi lemak bersamaan dengan
kolesterol murni (200 mg/kg bb), asam kolat (0,2% bobot pakan), dan propiltiourasil (10 mg/kg bb)
secara oral selama 30 hari. Selanjutnya semua kelompok kecuali kelompok normal dan kontrol
diberikan bahan uji selama 21 hari. Pengukuran profil lipid dilakukan segera setelah induksi (T0)
serta setelah 7, 14, dan 21 hari terapi (T7, T14, dan T21). Terdapat perbedaan bermakna pada
kelompok B100, M200, B50+M100, dan B100+M200 dibandingkan dengan kelompok kontrol pada
T21, dengan nilai masing-masing 37,32%, 42,87%, 54,10%, dan 59,61% pada parameter reduksi
kadar kolesterol total, serta 43,16%, 48,08%, 60,72%, dan 67,00% untuk reduksi LDL. Dapat
disimpulkan bahwa kelompok B100, M200, B50+M100, dan B100+M200 menurunkan kadar
kolesterol total dan LDL secara bermakna pada hari ke-21 terapi. Kelompok kombinasi ekstrak
(B100+M200) menunjukkan aktivitas lebih baik dibandingkan dengan kelompok ekstrak binahong
(B100) dan ekstrak murbei (M200).