digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Genialita Fadhilla
PUBLIC yana mulyana

Hasil terapi yang optimal dapat dicapai jika pasien mengerti dan patuh terhadap pengobatannya. Salah satu cara untuk meningkatkan pengertian dan kepatuhan pasien dengan konseling obat. Saat ini masih ada beberapa rumah sakit yang belum mengadakan layanan tersebut, termasuk di PMN RS Mata Cicendo Bandung. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien akan layanan konseling obat, dukungan profesional kesehatan lain (dokter dan perawat), kesiapan apoteker terhadap layanan konseling obat, dan fasilitas yang diperlukan untuk layanan konseling obat di PMN RS Mata Cicendo. Penelitian diawali dengan studi pendahuluan untuk penentuan fokus layanan konseling obat, kemudian survey kebutuhan kepada pasien rawat inap kelas 2 dan 3 dengan metode wawancara, survey dukungan kepada perawat rawat inap dan dokter, serta survey kesiapan kepada apoteker dengan metode kuesioner. Data kemudian dianalisis, termasuk analisis gap untuk mengatasi masalah keterbatasan dalam melaksanakan layanan konseling obat. Seluruh pasien merasa perlu adanya konseling obat, 94,17% pasien setuju apoteker melaksanakan konseling obat, 88,35% pasien bersedia diberikan konseling obat, dan 98,06% pasien akan memanfaatkan layanan konseling obat. Seluruh responden perawat dan dokter mendukung apoteker melaksanakan layanan konseling obat. Seluruh apoteker bersedia melaksanakan layanan konseling obat. Dari analisis gap, ditemukan beberapa keterbatasan yang kemudian dibuatkan solusinya. Untuk keterbatasan jumlah apoteker, perlu ditentukan prioritas kriteria pasien dan penyakit yang diberikan konseling obat. Kriteria penggunaan obat, prosedur tetap, formulir data, dan usulan pustaka untuk layanan konseling obat dibuat untuk mengatasi keterbatasan pada fasilitas. Dengan demikian, layanan konseling obat sudah dapat diusulkan untuk diadakan dan dilaksanakan di PMN RS Mata Cicendo Bandung.