COVER Agung Windadi
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Agung Windadi
PUBLIC Alice Diniarti BAB 2 Agung Windadi
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3 Agung Windadi
PUBLIC Alice Diniarti BAB 4 Agung Windadi
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5 Agung Windadi
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA Agung Windadi
PUBLIC Alice Diniarti
Jaringan pipa dari lepas pantai menuju daratan bukan hanya berada pada lokasi
yang sedikit aktivitas manusianya tetapi juga tidak jarang melewati pelabuhan
umum yang mana banyak terdapat aktivitas kapal di atas jaringan pipa. Aktivitas
pelayaran yang padat menyebabkan banyak pula kapal yang menurunkan jangkar
ke laut, hal ini menyebabkan potensi kerusakan pada jaringan pipa akibat terkena
jangkar yang jatuh tersangkut, dan terseret oleh jangkar yang ditarik oleh kapal.
Pipa yang terseret oleh jangkar perlu dilakukan analisis untuk mengetahui
seberapa besar perpindahan maksimal yang dapat ditarik oleh jangkar, deformasi
lokal, serta besar tegangan dan regangan yang terjadi. Pada penelitian ini
dilakukan pemodelan dengan metode elemen hingga menggunakan perangkat
lunak ABAQUS untuk menganalisis kejadian pipa yang tertarik oleh jangkar pada
kasus kecelakaan pipa milik PT. Pertamina RU V Balikpapan, dengan dua tipe
dasar laut yaitu tipe dasar laut pasir dan dasar laut lempung. Analisis yang
dilakukan adalah dengan melakukan pemodelan pipa global dan pemodelan pipa
lokal. Pemodelan pipa global dilakukan untuk mengetahui perpindahan maksimal
dari pipa yang ditarik oleh jangkar, sementara pemodelan pipa lokal dilakukan
untuk mengetahui distribusi tegangan, regangan, dan bentuk deformasi pada pipa.
Hasil analisis global pada dasar laut lempung menghasilkan perpindahan
maksimal sejauh 705.5 m sedangkan pada dasar laut pasir menghasilkan
perpindahan maksimal sejauh 238.7 m, kedua hasil ini didapatkan dari kondisi
dimana diterapkan kriteria yang sama yaitu hingga jangkar putus. Hasil analisis
lokal pada dasar laut lempung menghasilkan tegangan maksimal sebesar 455.1
MPa dengan regangan maksimal sebesar 25% sedangkan pada model lokal
dengan dasar laut pasir menghasilkan tegangan maksimal sebesar 455.1 MPa
dengan regangan maksimal sebesar 15.5%. Dari hasil pemodelan ini juga
menunjukan bahwa pengaruh tipe dasar laut menjadi salah satu faktor yang cukup
signifikan pada perbedaan hasil yang didapatkan.