digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Adelina Khristiani Rahayu
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Adelina Khristiani Rahayu
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Adelina Khristiani Rahayu
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Adelina Khristiani Rahayu
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Adelina Khristiani Rahayu
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Adelina Khristiani Rahayu
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Adelina Khristiani Rahayu
PUBLIC Alice Diniarti

Kanker payudara menduduki peringkat pertama penyakit kanker mematikan yang terjadi pada wanita. Sebanyak 2.081.200 wanita di dunia diprediksi mengidap kanker payudara pada tahun 2018. Pemanfaatan senyawa alami seperti propolis telah banyak digunakan dan terbukti memiliki kemampuan sebagai senyawa antikanker. Salah satu permasalahan yang muncul dalam penghantaran senyawa alami yang diberikan secara langsung adalah senyawa tersebut dikhawatirkan tidak sampai pada sel target dengan maksimal karena memiliki bioavailability yang rendah. Perkembangan dalam bidang bioteknologi memberikan alternatif penghantaran senyawa alami agar lebih efektif, yakni menggunakan nanopartikel sebagai drug delivery system. Kitosan sebagai polimer sering digunakan sebagai bahan dalam pembuatan nanopartikel karena bersifat biodegradable, tidak toksik, dan murah. Ekspresi reseptor asam folat yang tinggi pada sel kanker payudara dapat dimanfaatkan dalam penargetan nanopartikel, sehingga penambahan ligan asam folat dalam nanopartikel diharapkan dapat meningkatkan penghantaran nanopartikel tertuju pada sel kanker payudara. Oleh karena, itu tujuan penelitian ini adalah untuk mensintesis nanopartikel kitosan terkonjugasi asam folat yang mengenkapsulasi senyawa propolis dan menguji aktivitasnya terhadap lini sel kanker MCF-7. Nanopartikel kitosan terkonjugasi asam folat yang mengandung propolis (NP-KF-P) dan tidak mengandung propolis (NP-KF-blanko) disintesis dengan metode gelasi ionik. NP-KF-P dan NP-KF-blanko yang berhasil disintesis kemudian dilakukan karakterisasi yang meliputi diameter, PDI (Poly Dispersity Index), zeta potensial, morfologi nanopartikel, dan persentase enkapsulasi propolis dalam NP-KF. Uji sitotoksisitas NP-KF-P, NP-KF dan propolis terhadap lini sel MCF-7 dilakukan dengan menggunakan metode MTT. Uji internalisasi NP-KF-P oleh lini sel MCF-7 diamati menggunakan mikroskop konfokal dan TEM. NP-KF-P kemudian dilabel dengan pewarna rhodamin B sebagai fluoresens agar dapat teramati pada mikroskop konfokal. Analisis ekspresi relatif gen Ki-67 pada tingkat mRNA setelah lini sel MCF-7 diberi perlakuan NP-KF-blanko (11 ?g/ml), NP-KF-propolis IC25 (3,7 ?g/ml), IC50 (11 ?g/ml) , IC75 (33 ?g/ml), dan kontrol dilakukan dengan metode qPCR. Diameter nanopartikel yang berhasil disintesis adalah 129 ± 3,4 nm (NP-KF-blanko) dan 153,9 ± 1,3 (NP-KF-P), dengan nilai efisiensi enkapsulasi propolis sebesar 30,37 – 73,36 %. Bentuk NP-KF-blanko dan NP-KF-P adalah bulat dan tidak beragregat. Zeta potensial NP-KF-blanko sebesar ii 30,5 ± 1,04 mV dan NP-KF-P sebesar 29,7 ± 0,82 mV, yang menunjukkan bahwa NP-KF-blanko dan NP-KF-P bersifat stabil dan tidak mudah beragregat. Uji sitotoksisitas menunjukkan bahwa nilai IC50 NP-KF-blanko sebesar 51,4 ± 6,7 ?g/ml, IC50 NP-KF-P sebesar 11,0 ± 1,1 ?g/ml, dan IC50 propolis bebas sebesar 22,2 ± 1,2 ?g/ml. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan nanopartikel kitosanasam folat sebagai penghantar penghantar propolis dapat meningkatkan sitotoksisitas propolis jika dibanding dengan propolis bebas. Hasil uji internalisasi menunjukkan bahwa NP-KF-P berhasil diinternalisasi oleh lini sel MCF-7 mulai jam ke-3 hingga jam ke-6 perlakuan yang ditunjukkan dengan terdapatnya warna merah (dari rhodamin-B) di dalam lini sel MCF-7. Hasil internalisasi menggunakan TEM juga menunjukkan bahwa pada jam ke-6, NP-KF-P telah diinternalisasi dan ditemukan pada membran dan sitoplasma lini sel MCF-7. Pemberian asam folat bebas (0,05 dan 0,25 mg/ml) sebelum pemberian NP-KF-P dalam uji internalisasi menyebabkan penurunan penargetan nanopartikel, sehingga internalisasi NP-KF-P oleh lini sel MCF-7 menurun. Hasil tersebut menunjukkan bahwa asam folat sebagai ligan dalam NP-KF-P dapat meningkatkan efektifitas penargetan nanopartikel. Ekspresi relatif gen Ki-67 level mRNA pada lini sel MCF-7 setelah perlakuan NP-KF-P IC25 terbukti menurun, yakni relatif terekspresi 0,77 kali lebih rendah jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Ekspresi relatif Ki-67 semakin menurun dan berbeda secara signifikan setelah lini sel MCF-7 diberi perlakuan NP-KF-P IC50 dan IC75 dengan ekspresi relatif sebesar 0,55 kali dan 0,49 kali dari ekspresi relatif gen Ki-67 level mRNA pada perlakuan kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa ekspresi relatif gen Ki-67 level mRNA dapat ditekan dengan pemberian NP-KF-P baik pada dosis rendah (IC25), IC50 hingga dosis tinggi (IC75). Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa NP-KF-P berhasil disintesis dan dapat meningkatkan pentargetan tertuju pada lini sel MCF-7, sehingga NP-KFP dapat diinternalisasi dan meningkatkan nilai sitotoksisitas dengan menurunkan ekspresi relatif gen Ki-67 pada tingkat mRNA. Hal tersebut menunjukkan bahwa nanopartikel kitosan terkonjugasi asam folat efektif digunakan sebagai carrier dalam drug delivery system senyawa propolis.