digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Aishanura Handina Primanti
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Aishanura Handina Primanti
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Aishanura Handina Primanti
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Aishanura Handina Primanti
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Aishanura Handina Primanti
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Aishanura Handina Primanti
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Aishanura Handina Primanti
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Persepsi manusia terhadap cahaya alami berbeda-beda, terlebih untuk bangunan dengan penetrasi cahaya lebih dari satu arah. Oleh karena itu hubungan antara persepsi subjektif pengguna dan standar yang telah ada di Indonesia perlu ditinjau kembali. Dalam tugas akhir ini, empat puluh mahasiswa ITB diminta untuk menggambarkan garis batas antara daerah terang dan gelap pada dua ruang besar, yaitu Aula Barat dan Aula Timur ITB. Seluruh garis batas kemudian ditumpuk pada gambar yang sama. Area di mana 75% garis bertumpukan disebut area fully daylit dan 25% garis bertumpukan disebut area partially daylit. Luas area daylit ini dibandingkan dengan luas area yang dilingkupi oleh kontur metrik pencahayaan alami, yaitu faktor pencahayaan alami siang hari (FPASH), daylight autonomy (DA), dan useful daylight illuminance (UDI) yang didapatkan melalui simulasi komputer menggunakan perangkat lunak Daysim dan Radiance. Didapatkan target iluminansi DA 300 lux untuk Aula Barat dan 150 lux untuk Aula Timur berada di antara persentase luas areafully daylit dan partially daylit. Oleh karena itu, metrik DA lebih cocok untuk memprediksi ketersediaan cahaya alami di ruang besar. Namun, metrik FPASH juga masih dapat digunakan karena pada Aula Barat berimpitan dengan area daylit. Dari target iluminansi DA yang berbeda pada kedua ruangan, dapat dilihat bahwa persepsi terang-gelap menurut naracoba masih bergantung pada keadaan pencahayaan alami sekitar, karena mata manusia yang mampu beradaptasi.