digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Dwita Nitoayu Astari
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Dwita Nitoayu Astari
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Dwita Nitoayu Astari
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Dwita Nitoayu Astari
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Dwita Nitoayu Astari
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Dwita Nitoayu Astari
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Dwita Nitoayu Astari
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Nanopartikel silika berpori sebagai karier dari senyawa mangostin yang memiliki sifat antioksidan sebagai bentuk pertahanan terhadap radikal bebas telah disintesis dengan menggunakan metode Stober. Prekursor dari nanopartikel silika tersebut adalah TEOS (Tetraethyl Orthosilicate) dimana pada sintesis proses hidrolisis dan kondensasi terjadi sebelum membentuk silika berpori. Kitosan dan tapioka adalah salah satu jenis polisakarida yang penggunaannya dalam bidang nanoteknologi luas. Hal ini dikarenakan sifat kitosan dan tapioka yang biodegradable, biokompatibel, tidak beracun, dan aman untuk digunakan. Nanopartikel silika yang disintesis adalah nanopartikel silika dengan kitosan dan nanopartikel silika dengan kitosan dan tapioka. Pada nanopartikel silika dengan kitosan, prekursor yang digunakan adalah TEOS dengan larutan kitosan 2%. Larutan tapioka 5% juga ditambahkan pada nanopartikel silika yang dicampur dengan kitosan dan tapioka. Hasil SEM menunjukkan bahwa silika yang disintesis, baik yang dengan tapioka dan tanpa tapioka memiliki rata-rata diameter kurang dari 200 nm, yakni 134 nm untuk silika dengan tapioka dan 138 nm untuk silika tanpa tapioka. Senyawa zat aktif mangostin dengan konsentrasi 1 persen dan 25 persen kemudian ditambahkan pada silika dan kemudian dikarakterisasi. Pada kedua sampel, baik silika tanpa tapioka dan silika dengan tapioka, hasil FTIR antara silika sebelum dimasukkan zat aktif dengan silika setelah dimasukkan senyawa aktif pada mangostin 1 persen tidak menunjukkan perbedaan profil, namun demikian pada hasil FTIR silika dengan zat aktif mangostin dengan konsentrasi 25 persen memperlihatkan perbedaan, dengan adanya vibrasi di gugus – gugus C-H, C=O, C = C , O – H, dan C – O – C . Sementara uji UV-Vis menunjukkan bahwa absorbansi maksimal mangostin yang terserap adalah 244 nm dan 317, yang mana adalah puncak absorbansi untuk ????- mangostin dan ????-mangostin.