ABSTRAK Erika
PUBLIC yana mulyana
COVER Erika
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Erika
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Erika
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Erika
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Erika
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Erika
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Erika
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Erika
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Pada umumnya produk pangan basah seperti tahu dan mie basah tidak tahan lama karena kadar
air yang tinggi. Penambahan pengawet yang diizinkan ke dalam produk pangan dilakukan untuk
memperpanjang masa simpan. Namun demikian, pengawet yang ada sering tidak efektif untuk
produk pangan basah, sehingga penggunaan illegal bahan kimia berbahaya dengan aktivitas
antimikroba sering digunakan dalam produk makanan. Oleh karena itu, perlu dicari bahan
pengawet baru yang aman dan memiliki aktivitas antimikroba. Salah satu bakteri asam laktat,
Lactobacillus plantarum telah dilaporkan menghasilkan metabolit sekunder, yaitu plantarisin yang
memiliki aktivitas antimikroba dan merupakan kandidat yang baik sebagai bahan biopreservatif
makanan. Bakteri Lactobacillus plantarum membutuhkan media pertumbuhan yang berdasarkan
karbohidrat supaya dapat tumbuh baik dan menghasilkan plantarisin yang banyak. Berbagai media
pertumbuhan organik dan non organik dapat digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan media pertumbuhan yang sesuai dan lebih murah untuk Lactobacillus plantarum
yang berpotensi untuk diaplikasikan pada produksi biopreservatif. Media yang dibuat dari kentang,
ubi jalar, pisang dan singkong diuji sebagai media pertumbuhan Lactobacillus plantarum.
Penentuan waktu fermentasi optimum dilakukan dengan membuat kurva pertumbuhan bakteri
antara kekeruhan media fermentasi terhadap waktu. Supernatan mengandung plantarisin
dipreparasi melalui sentrifugasi kultur dan pengaturan keasaman pada pH 6 - 7. Aktivitas
antimikroba supernatan diuji pada bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Aspergillus
flavus dengan metode difusi agar, sedangkan efek pengawetan pada tahu diuji melalui penentuan
angka lempeng total dengan memperhitungkan variasi waktu dan suhu penyimpanan. Hasil
menunjukkan waktu fermentasi optimum dicapai setelah 32 –33 jam, dengan ubi jalar cilembu
sebagai media alternatif terbaik. Seluruh supernatan menunjukkan aktivitas antimikroba yang
dapat menghambat Escherichia coli, Staphylococcus aureus, and Aspergillus flavus dan dapat
meningkatkan masa simpan tahu hingga 3 hari pada suhu ruang dan 11 hari pada suhu kulkas (4
°C). Di samping itu, tahu yang diawetkan dengan supernatan ini tidak menunjukkan perubahan
organoleptik selama penyimpanan. Berdasarkan keseluruhan hasil percobaan, disimpulkan bahwa
ubi jalar cilembu merupakan media alternatif yang sesuai dan lebih murah sebagai media
pertumbuhan Lactobacillus plantarum sehingga berpotensi diaplikasikan pada produksi
biopreservatif.