Surabaya dengan populasi 2.872.979 jiwa saat ini masih belum mampu memiliki sistem transportasi
yang memadai. Rencana pengembangan angkutan massal cepat yang terkoneksi dengan moda
transportasi lain merupakan respon yang tepat untuk turut menyelesaikan permasalahan transportasi
saat ini. Dengan adanya konektivitias maka jaringan trayek memiliki jangkauan yang lebih luas.
Konektivitas antarmoda tersebut terwujud dalam fasilitas transit yang memudahkan pengguna untuk
berpindah moda. Menurut Peraturan Daerah No.21 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Surabaya, terdapat perencanaan stasiun intermoda di Terminal Joyoboyo yang
mengintegrasikan beberapa moda angkutan baik berbasis jalan maupun rel. Tujuan dari perancangan
ini dimaksudkan untuk merancang sebuah Stasiun Intermoda Joyoboyo yang dapat mengintegrasikan
moda transportasi monorel, trem, bus, taxi, dan angkutan kota sebagai feeder. Selain itu juga stasiun
intermoda didukung dengan sistem park & ride dan place making untuk meningkatkan jumlah dan
minat calon pengguna. Strategi perancangan yang dilakukan adalah dengan melakukan pendekatan
sirkulasi dan wayfinding yang meningkatkan efisiensi pergerakan dari pengguna untuk berpindah
moda tanpa terjadinya konflik.
Perpustakaan Digital ITB