digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salah satu cara yang efektif untuk mengkonstruksikan pengetahuan adalah dengan membaca. Setiap individu mengkonstruksikan pengetahuan atas dasar motivasi tertentu. Studi mengenai motivasi memiliki potensi besar di dalam membangun pemahaman mengenai pengembangan dan prestasi belajar. Maka dari itu, penelitian ini mengaitkan isu minat membaca dengan motivasi membaca karena motivasi menentukan alasan setiap individu mengambil keputusan di dalam melakukan sesuatu. Penelitian mengenai motivasi membaca ditemukan pada empat tingkatan partisipan mulai dari tingkat dasar, remaja awal, kelas sekolah menengah atas, dan tingkat kuliah/dewasa, namun penelitian tingkat kuliah/dewasa belum banyak sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut. Mahasiswa memiliki preferensi di dalam memilih ruang yang dianggap sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan dan persepsi terhadap karakteristik ruang yang dipilih. Sebuah lingkungan belajar merupakan suatu kesatuan konteks fisik, sosial, dan pedagogi tempat berlangsung proses dan kegiatan belajar. Penelitian mengenai preferensi pelajar terhadap lingkungan belajar cenderung jarang dilakukan dan masih terbatas pada perspektif para pihak penyelenggara pendidikan. Penelitian mengenai lingkungan belajar banyak ditemukan pada lingkungan kelas. Penelitian mengenai karakteristik ruang untuk kegiatan belajar tertentu masih belum menjadi fokus perhatian. Motivasi dan karakteristik lingkungan belajar ditemukan berkaitan langsung dengan respon pelaku kegiatan. Selain dilihat dari prestasi belajar dan hasil nilai ujian, respon pelaku dapat ditinjau dari respon kognitif, afektif, dan perilaku terhadap kegiatan belajar yang dilakukan. Penelitian mengenai respon pelajar masih cenderung fokus pada hasil belajar pada mata pelajaran tertentu atau kegiatan belajar-mengajar secara umum. Pengembangan penelitian mengenai respon pelajar yang fokus terhadap kegiatan membaca dapat menjadi tambahan pengetahuan mengenai respon belajar, khususnya oleh mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan melihat hubungan sebab-akibat motivasi membaca mahasiswa, karakteristik ruang membaca di dalam lingkungan kampus yang dipilih oleh mahasiswa, dan respon yang dirasakan mahasiswa dilihat dari kognitif, afektif, dan perilaku. Hasil interpretasi hubungan antar variabel dipakai untuk merumuskan kriteria perencanaan dan perancangan ruang membaca di lingkungan kampus. Penelitian ini dilakukan di Institut Teknologi Bandung jalan Ganesha dengan responden merupakan mahasiswa S1 setara atau diatas tingkat II. Pengumpulan dan analisis data menggunakan dua tahap penelitian. Penelitian tahap 1 menggunakan metode penelitian kualitatif-kuantitatif (mixed-method) yang bersifat eksploratif dan penelitian tahap 2 menggunakan metode penelitian kuantitatif yang bersifat eksplanatori. Dari hasil analisis, ditemukan faktor-faktor untuk setiap variabel penelitian. Terdapat 6 dimensi motivasi membaca mahasiswa, yaitu faktor ‘hiburan dan kepentingan’, ‘pengakuan dan kompetisi’, ‘rasa ingin tahu dan tantangan’, ‘keterlibatan’, ‘penghindaran pekerjaan’, dan ‘pemenuhan tugas’. Karakteristik ruang terbagi menjadi karakterisitik fisik dan sosial. Terdapat 8 dimensi karakteristik fisik ruang, yaitu ‘kenyamanan fasilitas’, ‘kualitas visual’, ‘suhu dan kualitas udara’, ‘suara’, ‘suasana tempat’, ‘hubungan dengan alam’, ‘personalisasi’, dan ‘koneksi’. Selanjutnya terdapat 3 dimensi karakteristik sosial ruang, yaitu ‘privasi’, ‘interaksi’, dan ‘kontrol personal’. Untuk respon membaca mahasiswa, terbagi menjadi kognitif, afektif, dan perilaku. Terdapat 3 dimensi respon kognitif, yaitu ‘pemahaman’, ‘perhatian’, dan ‘diskusi interaksi’. Dimensi respon afektif dilihat dari ‘perasaan (mood)’. Dimensi respon perilaku dilihat dari ‘intensitas kunjungan’ dan ‘durasi membaca’. Hasil analisis menunjukkan hubungan antara motivasi membaca, karakteristik ruang membaca, dengan respon membaca mahasiswa. Motivasi membaca cenderung tidak mempengaruhi pemilihan dan penilaian karakteristik ruang membaca oleh mahasiswa. Ditemukan motivasi membaca cenderung mempengaruhi pemahaman membaca, keinginan berdiskusi, dan durasi membaca mahasiswa. Karakteristik ruang cenderung mempengaruhi perhatian membaca, keinginan berdiskusi, mood membaca, dan intensitas kunjungan mahasiswa ke tempat tersebut. Secara umum, disimpulkan bahwa motivasi membaca cenderung mempengaruhi kognitif dan durasi membaca, sedangkan karakteristik ruang cenderung mempengaruhi afektif dan intensitas kunjungan. Mahasiswa tidak hanya menggunakan perpustakaan (perpustakaan pusat dan program studi) sebagai unit pendukung kegiatan belajar. Ditemukan kelompok ruang non-perpustakaan yang dinilai dapat digunakan untuk kegiatan membaca. Ruang non-perpustakaan tersebut, antara lain area penghubung (balkon, lobby, selasar bangunan, dan kantin), fasilitas pendukung (sekre unit, sekre himpunan, student lounge, dan musholla), dan fasilitas utama kegiatan belajar (ruang kosong, ruang diskusi, ruang kelas, laboratorium). Temuan ruang non-perpustakaan ini dapat diaplikasikan ke perencanaan dan perancangan perpustakaan sebagai unit pendukung kegiatan belajar perguruan tinggi karena dari dua kelompok ruang ini mahasiswa merasakan respon yang berbeda. Dengan mengelaborasi fungsi-fungsi ruang non-perpustakaan ke dalam perencanaan dan perancangan ruang iv perpustakaan, maka diharapkan respon membaca dari segi kognitif, afektif, dan perilaku dapat secara positif semakin dirasakan oleh mahasiswa. Selain mengelaborasi fungsi ruang, hasil temuan juga diinterpretasikan ke dalam kriteria perencanaan dan perancangan ruang membaca. Kriteria perencanaan ruang membaca yang direkomendasikan adalah dengan melihat motivasi membaca mahasiswa yang cenderung mempengaruhi respon membaca mahasiswa. Hal ini dilakukan dengan manajemen pustaka yang mendukung motivasi ‘hiburan dan kepentingan’, ‘pengakuan dan kompetisi’, ‘rasa ingin tahu dan tantangan’. Kriteria perancangan ruang membaca yang direkomendasikan adalah memperhitungkan seluruh aspek karakteristik fisik dan sosial untuk ruang membaca.