Salah satu cara yang efektif untuk mengkonstruksikan pengetahuan adalah dengan
membaca. Setiap individu mengkonstruksikan pengetahuan atas dasar motivasi
tertentu. Studi mengenai motivasi memiliki potensi besar di dalam membangun
pemahaman mengenai pengembangan dan prestasi belajar. Maka dari itu,
penelitian ini mengaitkan isu minat membaca dengan motivasi membaca karena
motivasi menentukan alasan setiap individu mengambil keputusan di dalam
melakukan sesuatu. Penelitian mengenai motivasi membaca ditemukan pada
empat tingkatan partisipan mulai dari tingkat dasar, remaja awal, kelas sekolah
menengah atas, dan tingkat kuliah/dewasa, namun penelitian tingkat
kuliah/dewasa belum banyak sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut.
Mahasiswa memiliki preferensi di dalam memilih ruang yang dianggap sesuai
dengan kegiatan yang akan dilakukan dan persepsi terhadap karakteristik ruang
yang dipilih. Sebuah lingkungan belajar merupakan suatu kesatuan konteks fisik,
sosial, dan pedagogi tempat berlangsung proses dan kegiatan belajar. Penelitian
mengenai preferensi pelajar terhadap lingkungan belajar cenderung jarang
dilakukan dan masih terbatas pada perspektif para pihak penyelenggara
pendidikan. Penelitian mengenai lingkungan belajar banyak ditemukan pada
lingkungan kelas. Penelitian mengenai karakteristik ruang untuk kegiatan belajar
tertentu masih belum menjadi fokus perhatian.
Motivasi dan karakteristik lingkungan belajar ditemukan berkaitan langsung
dengan respon pelaku kegiatan. Selain dilihat dari prestasi belajar dan hasil nilai
ujian, respon pelaku dapat ditinjau dari respon kognitif, afektif, dan perilaku
terhadap kegiatan belajar yang dilakukan. Penelitian mengenai respon pelajar
masih cenderung fokus pada hasil belajar pada mata pelajaran tertentu atau
kegiatan belajar-mengajar secara umum. Pengembangan penelitian mengenai
respon pelajar yang fokus terhadap kegiatan membaca dapat menjadi tambahan
pengetahuan mengenai respon belajar, khususnya oleh mahasiswa.
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan melihat hubungan sebab-akibat
motivasi membaca mahasiswa, karakteristik ruang membaca di dalam lingkungan
kampus yang dipilih oleh mahasiswa, dan respon yang dirasakan mahasiswa
dilihat dari kognitif, afektif, dan perilaku. Hasil interpretasi hubungan antar
variabel dipakai untuk merumuskan kriteria perencanaan dan perancangan ruang
membaca di lingkungan kampus.
Penelitian ini dilakukan di Institut Teknologi Bandung jalan Ganesha dengan
responden merupakan mahasiswa S1 setara atau diatas tingkat II. Pengumpulan
dan analisis data menggunakan dua tahap penelitian. Penelitian tahap 1
menggunakan metode penelitian kualitatif-kuantitatif (mixed-method) yang
bersifat eksploratif dan penelitian tahap 2 menggunakan metode penelitian
kuantitatif yang bersifat eksplanatori.
Dari hasil analisis, ditemukan faktor-faktor untuk setiap variabel penelitian.
Terdapat 6 dimensi motivasi membaca mahasiswa, yaitu faktor ‘hiburan dan
kepentingan’, ‘pengakuan dan kompetisi’, ‘rasa ingin tahu dan tantangan’,
‘keterlibatan’, ‘penghindaran pekerjaan’, dan ‘pemenuhan tugas’. Karakteristik
ruang terbagi menjadi karakterisitik fisik dan sosial. Terdapat 8 dimensi
karakteristik fisik ruang, yaitu ‘kenyamanan fasilitas’, ‘kualitas visual’, ‘suhu dan
kualitas udara’, ‘suara’, ‘suasana tempat’, ‘hubungan dengan alam’,
‘personalisasi’, dan ‘koneksi’. Selanjutnya terdapat 3 dimensi karakteristik sosial
ruang, yaitu ‘privasi’, ‘interaksi’, dan ‘kontrol personal’. Untuk respon membaca
mahasiswa, terbagi menjadi kognitif, afektif, dan perilaku. Terdapat 3 dimensi
respon kognitif, yaitu ‘pemahaman’, ‘perhatian’, dan ‘diskusi interaksi’. Dimensi
respon afektif dilihat dari ‘perasaan (mood)’. Dimensi respon perilaku dilihat dari
‘intensitas kunjungan’ dan ‘durasi membaca’.
Hasil analisis menunjukkan hubungan antara motivasi membaca, karakteristik
ruang membaca, dengan respon membaca mahasiswa. Motivasi membaca
cenderung tidak mempengaruhi pemilihan dan penilaian karakteristik ruang
membaca oleh mahasiswa. Ditemukan motivasi membaca cenderung
mempengaruhi pemahaman membaca, keinginan berdiskusi, dan durasi membaca
mahasiswa. Karakteristik ruang cenderung mempengaruhi perhatian membaca,
keinginan berdiskusi, mood membaca, dan intensitas kunjungan mahasiswa ke
tempat tersebut. Secara umum, disimpulkan bahwa motivasi membaca cenderung
mempengaruhi kognitif dan durasi membaca, sedangkan karakteristik ruang
cenderung mempengaruhi afektif dan intensitas kunjungan.
Mahasiswa tidak hanya menggunakan perpustakaan (perpustakaan pusat dan
program studi) sebagai unit pendukung kegiatan belajar. Ditemukan kelompok
ruang non-perpustakaan yang dinilai dapat digunakan untuk kegiatan membaca.
Ruang non-perpustakaan tersebut, antara lain area penghubung (balkon, lobby,
selasar bangunan, dan kantin), fasilitas pendukung (sekre unit, sekre himpunan,
student lounge, dan musholla), dan fasilitas utama kegiatan belajar (ruang kosong,
ruang diskusi, ruang kelas, laboratorium). Temuan ruang non-perpustakaan ini
dapat diaplikasikan ke perencanaan dan perancangan perpustakaan sebagai unit
pendukung kegiatan belajar perguruan tinggi karena dari dua kelompok ruang ini
mahasiswa merasakan respon yang berbeda. Dengan mengelaborasi fungsi-fungsi
ruang non-perpustakaan ke dalam perencanaan dan perancangan ruang
iv
perpustakaan, maka diharapkan respon membaca dari segi kognitif, afektif, dan
perilaku dapat secara positif semakin dirasakan oleh mahasiswa.
Selain mengelaborasi fungsi ruang, hasil temuan juga diinterpretasikan ke dalam
kriteria perencanaan dan perancangan ruang membaca. Kriteria perencanaan
ruang membaca yang direkomendasikan adalah dengan melihat motivasi
membaca mahasiswa yang cenderung mempengaruhi respon membaca
mahasiswa. Hal ini dilakukan dengan manajemen pustaka yang mendukung
motivasi ‘hiburan dan kepentingan’, ‘pengakuan dan kompetisi’, ‘rasa ingin tahu
dan tantangan’. Kriteria perancangan ruang membaca yang direkomendasikan
adalah memperhitungkan seluruh aspek karakteristik fisik dan sosial untuk ruang
membaca.
Perpustakaan Digital ITB