Pada Tugas Akhir ini nilai kerugian yang diakibatkan oleh pencurian di Kota
Bandung akan dimodelkan dengan semivariogram isotropik robust dan tidak
robust. Semivariogram dapat menggambarkan hubungan spasial antara lokasi
pencurian melalui nilai variansi dari selisih kerugian sepasang lokasi. Pada data
terdapat dua nilai kerugian yang sangat besar dan tergolong pencilan. Oleh karena
itu, dalam studi ini digunakan dua pendekatan robust yaitu semivariogram
Cressie-Hawkins dan Dowd serta pendekatan tidak robust yaitu Matheron.
Penentuan model semivariogram terbaik dapat dilakukan dengan menentukan
parameter model efek nugget (????0), sill (????), dan range (????) yang tepat. Pada Tugas
Akhir ini nilai ???? akan ditentukan berdasarkan variansi kerugian dan statistik
semivariogram eksperimentalnya (?????(?)), yaitu rata-rata (??????(?)), kuartil bawah
(????1(?????(?))), median (????2(?????(?))), dan kuartil atas (????3(?????(?))). Melalui penetapan
nilai ???? tersebut akan ditaksir ???? melalui metode numerik. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa dari ketiga pendekatan tersebut model yang sesuai dengan
data adalah Gauss dengan nilai ???? sekitar 2 kilometer. Hal ini mengindikasikan
bahwa dalam radius 2 kilometer kasus pencurian yang terjadi memiliki nilai
kerugian yang mirip. Selain itu, juga diperoleh bahwa nilai ???? untuk data pencilan
adalah (????2(?????(?))). Namun, untuk data dengan nilai kerugian bervariabilitas
rendah dapat mengambil nilai ???? adalah variansi kerugian dan (????3(?????(?))).
Selanjutnya, setelah mendapatkan model terbaik dilakukan metode kriging
sebagai validasi model. Metode kriging yang dilakukan mengadaptasi dari proses
Jackknife yaitu dengan menghilangkan salah satu lokasi yang sudah diketahui
nilainya kemudian ditaksir kembali. Hal ini dilakukan hingga setiap lokasi
memiliki nilai taksiran. Terakhir dihitung Jumlah Kuadrat Galat (JKG) kriging
dengan menjumlahkan kuadrat dari selisih nilai kerugian yang ditaksir dan nilai
aslinya.