digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Monika Agustia
PUBLIC Sandy Nugraha

Pembangunan infrastruktur di Kawasan Kampus ITB Jatinangor tidak diikuti dengan pembangunan ruang terbuka hijau pada kawasan, hal ini menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara area hijau dengan banyaknya area tutupan lahan bangunan dan perkerasan. Kualitas ruang terbuka hijau di kawasan kampus juga masih belum terencana dengan baik, hal ini berpengaruh terhadap kurangnya kenyamanan iklim mikro. Perancangan ruang terbuka hijau yang baik dan nyaman dapat dimanfaatkan sebagai penyeimbang antara kebutuhan manusia terhadap ruang hijau dengan lingkungan. Perancangan ini bertujuan untuk mengoptimalkan kualitas ruang terbuka hijau dengan pendekatan kenyamanan termal sebagai salah satu penunjang kegiatan belajar mengajar di dalam kampus untuk meningkatkan kenyamanan dan produktifitas kerja penggunanya. Tipe area rancangan dipilih berdasarkan intensitas aktivitas pengguna di dalam tapak yaitu tipe ruang terbuka hijau di antara bangunan dan tipe ruang terbuka hijau tanpa bangunan. Metode perancangan yang digunakan adalah metode kombinasi yaitu perpaduan antara metode kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan secara bertahap, menganalisis kenyamanan termal, menganalisis hubungan tutupan vegetasi (GnPR) dan kenyamanan termal, analisis regresi dan analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan studi literatur dan analisis menyimpulkan bahwa cara untuk mengoptimalkan kenyamanan termal pada ruang terbuka hijau adalah dengan menggunakan vegetasi dengan karakteristik yang mampu memodifikasi angin dan mampu mengurangi radiasi matahari. Pada hasil simulasi intervensi desain dengan software Envi-Met didapatkan bahwa bentuk tajuk dan tinggi pohon mempengaruhi kenyamanan termal, suhu dan kelembapan udara. Semakin jauh jarak dari pohon, maka pengaruh penurunan suhu dan peningkatan kelembapan udara semakin berkurang. Semakin dekat jarak pohon dengan bangunan dan semakin kecil luas tutupan tajuk, maka pengaruh penurunan suhu dan peningkatan kelembapan udara semakin berkurang. Perancangan ruang terbuka hijau pada dua tipe area adalah dengan intervensi desain pada area yang memiliki suhu tinggi, memiliki sedikit vegetasi, dan penataan atau penempatan vegetasi yang kurang tepat dengan melakukan penambahan vegetasi dengan fungsi memodifikasi angin dan mengurangi radiasi matahari agar dapat memberikan kenyamanan termal ruang luar yang sesuai. Penambahan vegetasi pohon naungan (bentuk tajuk bulat dan menyebar) sebesar 80-90% dengan pola penanaman kerapatan sedang hingga rapat mampu menurunkan suhu rata-rata sekitar 0,04-0,6ÂșC pada area rancangan.