Pembangunan infrastruktur di Kawasan Kampus ITB Jatinangor tidak diikuti
dengan pembangunan ruang terbuka hijau pada kawasan, hal ini menyebabkan
terjadinya ketidakseimbangan antara area hijau dengan banyaknya area tutupan
lahan bangunan dan perkerasan. Kualitas ruang terbuka hijau di kawasan kampus
juga masih belum terencana dengan baik, hal ini berpengaruh terhadap kurangnya
kenyamanan iklim mikro. Perancangan ruang terbuka hijau yang baik dan nyaman
dapat dimanfaatkan sebagai penyeimbang antara kebutuhan manusia terhadap ruang
hijau dengan lingkungan. Perancangan ini bertujuan untuk mengoptimalkan kualitas
ruang terbuka hijau dengan pendekatan kenyamanan termal sebagai salah satu
penunjang kegiatan belajar mengajar di dalam kampus untuk meningkatkan
kenyamanan dan produktifitas kerja penggunanya. Tipe area rancangan dipilih
berdasarkan intensitas aktivitas pengguna di dalam tapak yaitu tipe ruang terbuka
hijau di antara bangunan dan tipe ruang terbuka hijau tanpa bangunan. Metode
perancangan yang digunakan adalah metode kombinasi yaitu perpaduan antara
metode kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan secara bertahap, menganalisis
kenyamanan termal, menganalisis hubungan tutupan vegetasi (GnPR) dan
kenyamanan termal, analisis regresi dan analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan
studi literatur dan analisis menyimpulkan bahwa cara untuk mengoptimalkan
kenyamanan termal pada ruang terbuka hijau adalah dengan menggunakan vegetasi
dengan karakteristik yang mampu memodifikasi angin dan mampu mengurangi
radiasi matahari. Pada hasil simulasi intervensi desain dengan software Envi-Met
didapatkan bahwa bentuk tajuk dan tinggi pohon mempengaruhi kenyamanan
termal, suhu dan kelembapan udara. Semakin jauh jarak dari pohon, maka pengaruh
penurunan suhu dan peningkatan kelembapan udara semakin berkurang. Semakin
dekat jarak pohon dengan bangunan dan semakin kecil luas tutupan tajuk, maka
pengaruh penurunan suhu dan peningkatan kelembapan udara semakin berkurang.
Perancangan ruang terbuka hijau pada dua tipe area adalah dengan intervensi desain
pada area yang memiliki suhu tinggi, memiliki sedikit vegetasi, dan penataan atau
penempatan vegetasi yang kurang tepat dengan melakukan penambahan vegetasi
dengan fungsi memodifikasi angin dan mengurangi radiasi matahari agar dapat
memberikan kenyamanan termal ruang luar yang sesuai. Penambahan vegetasi
pohon naungan (bentuk tajuk bulat dan menyebar) sebesar 80-90% dengan pola
penanaman kerapatan sedang hingga rapat mampu menurunkan suhu rata-rata
sekitar 0,04-0,6ÂșC pada area rancangan.