digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dio Tri Eka Putra
Terbatas Open In Flip Book Irwan Sofiyan
» ITB

COVER Dio Tri Eka Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Dio Tri Eka Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Dio Tri Eka Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Dio Tri Eka Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Dio Tri Eka Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Dio Tri Eka Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Dio Tri Eka Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Evolusi bintang membutuhkan waktu yang lama dibanding umur manusia, dengan rentang jutaan hingga milyaran tahun. Tidak ada yang dapat melihat dan mengamati evolusi bintang dari awal pembentukan hingga berakhirnya sebuah bintang. Untuk itu, diperlukan suatu teori dan model yang dapat menjelaskan proses evolusi sebuah bintang dengan cara mengamati kondisi masing-masing bintang pada saat ini. Teori evolusi bintang dibangun berdasarkan pengamatan bintang dengan massa yang relatif hampir sama kemudian dibandingkan kondisinya masing-masing. Perbedaan dan persamaan berdasarkan pengamatan yang dilakukan akan menjadi dasar dalam membangun teori dan model dari evolusi bintang. Oleh sebab itu, manusia tidak perlu menunggu bintang ber-evolusi dahulu dalam membangun teori evolusi bintang. Massa bintang merupakan faktor penentu terbesar dan dominan terhadap tahapan evolusi yang akan dilalui oleh suatu bintang, sehingga terdapat beberapa kategori dalam pengelompokan evolusi bintang berdasarkan massa bintang. Bintang massif memiliki massa M bintang ? 8M?, bintang ini akan melewati fase deret utama, subraksasa, maharaksasa, bintang Wolf-Rayet, supernova, dan bintang neutron atau lubang hitam. Dalam tugas akhir ini, dibahas evolusi bintang massif dengan massa tertentu. Pemodelan jejak evolusi bintang di diagram HR, dilakukan dengan memasukkan parameter fisis berupa massa awal 8 M?, 10 M?, 12 M?, 15 M?, 20 M?, 30 M?, 35 M?, 40 M?, 60 M?, 80 M?, dan 100 M?, kecepatan rotasi bintang (v = 300 km/s), metalisitas (Z = 0,02). Kemudian ditinjau efek rotasi terhadap jejak evolusi pada masing-masing bintang. Pemodelan jejak evolusi bintang dibuat menggunakan kode numerik evolusi bintang MESA (Modules for Experiment in Stellar Astrophysics) berbasis Linux.