ABSTRAK Gede Kamalesha
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
COVER Gede Kamalesha
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Gede Kamalesha
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Gede Kamalesha
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Gede Kamalesha
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Gede Kamalesha
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Gede Kamalesha
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Gede Kamalesha
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Tanaman pisang dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok berdasarkan komposisi genomik yang
dimiliki yakni: Musa acuminata (genom A), Musa balbisiana (genom B), Musa schizocarpa (genom
S), dan Australimusa (genom T). Musa balbisiana (genom B) dikenal memiliki respon terhadap
patogen yang lebih baik jika dibandingkan dengan Musa acuminata (genom A). Salah satu protein
yang berperan di dalam proses transduksi sinyal respon tanaman oleh etilen adalah protein ethylene
response factor 1 (ERF1). Protein ERF1 merupakan protein yang berada di bagian downstream dalam
runtunan transduksi sinyal oleh etilen dan berfungsi sebagai faktor transkripsi dari gen-gen yang
berperan dalam berbagai macam respon tanaman dengan salah satunya adalah respon terhadap
serangan patogen. Gen ERF1 ini belum banyak dipelajari dalam tanaman pisang. Dengan publikasi
genom A (Musa acuminata subspesies Malaccencis) yang teranotasi dan data genomik B (Musa
balbisiana ‘Pisang Klutuk Wulung’), maka pada penelitian ini dilakukan identifikasi dan perbandingan
gen ERF1 pada genom B dengan model pada genom A yang sudah teranotasi. Gen ERF1 pada genom
A didapat dari pangkalan data Kyoto Encyclopedia of Genes and Genomes (KEGG) dan genom B dari
hasil program BLASTN dengan pendekatan gen ERF1 pada genom A. Gen ERF1 pada kedua genom
dibandingkan struktur sekuens nukleotida dan sekuens protein. Untuk sekuens nukleotida dilakukan
perbandingan persentase identitas atau similaritas dengan pairwise sequence alignment dengan
algoritma Needleman-Wuncsh, struktur gen (jumlah ekson dan intron) dengan menggunakan program
FGENESH+, dan letak gen pada kromosom. Untuk sekuens protein, dilakukan perbandingan
kelompok gen ERF berdasarkan pengelompokan Nakano et al (2006) dengan pendekatan pohon
filogenetik menggunakan metode Neighboor Joining, dan identifikasi motif dengan menggunakan
program MEME Suite. Gen ERF1 pada genom A yang sudah teranotasi didapat dari pangkalan data
KEGG dengan jumlah 7 gen dengan gene id pada NCBI: “103971653” (MaERF1_1), “103972093”
(MaERF1_2), “103973681” (MaERF1_3), “103981246” (MaERF1_4), “103981564” (MaERF1_5),
“103983138” (MaERF1_6), “103985947” (MaERF1_7) dan 7 gen ERF1 pada genom B dengan
penamaan MbERF1_1, MbERF1_2, MbERF1_3, MbERF1_4, MbERF1_5, MbERF1_6, MbERF1_7.
Perbandingan sekuens nukleotida dan sekuens protein menunjukkan bahwa komposisi nukleotida,
struktur gen, posisi gen pada kromosom, pengelompokan ERF, dan motif yang teridentifikasi pada
MaERF1 (genom A) dan MbERF1 (genom B) memiliki karakteristik yang mirip.
Perpustakaan Digital ITB