digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Desy Hadianita
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Meningkatnya industri kecil dan menengah (IKM) di Indonesia khususnya industri batik, ternyata dapat berdampak buruk terhadap lingkungan dikarenakan dapat menghasilkan limbah. Buruknya dampak terhadap lingkungan ini dikarenakan belum adanya pendekatan secara khusus terhadap industri tersebut mengenai izin pembuangan limbah. Upaya yang dapat dilakukan dalam proses tersebut agar IKM menjadi industri yang lebih ramah lingkungan adalah dengan menerapkan sistem produksi bersih pada setiap IKM. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengujian yang dilakukan di salah satu industri batik di Cirebon, yaitu Batik X, karakteristik air limbah yang dihasilkan menunjukkan tingkat BOD, COD, TSS, TDS, serta warna yang melebihi baku mutu kualitas air limbah tekstil berdasarkan Permen LH No. 5 Tahun 2014. Kadar BOD sebesar 695 mg/L, COD sebesar 2317 mg/L, TSS sebesar 1065 mg/L, TDS sebsar 3260 mg/L, minyak dan lemak sebesar 6,2 mg/L, raksa sebesar 0,0008, dan warna sebesar 4348 Pt-co. Dengan kadar yang tinggi tersebut, belum dilakukan pengolahan terhadap air limbah tersebut sehingga mencemari lingkungan. Untuk menangani kasus tersebut dilakukan perancangan sistem produksi bersih dengan cara memperbaiki sistem tata kelola rumah tangga (good house keeping), substitusi bahan baku, dan pengolahan terhadap air limbah yang terbentuk. Timbulan air limbah yang dihasilkan oleh industri Batik X adalah sebesar 12744,9 L/hari. Pengolahan air limbah yang dapat digunakan untuk mengolah air limbah tersebut diantaranya adalah dengan menggunakan pengolahan secara fisik – kimia pada IPAL yang menggunakan unit koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, serta sludge drying bed.