digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Oloan Ivan Daniel
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

TPS Ciroyom merupakan salah satu fasilitas persampahan yang ada di Kecamatan Andir. TPS Ciroyom dikelola oleh PD Kebersihan Kota Bandung yang memiliki fungsi sebagai sarana penampungan sementara untuk sampah yang berasal dari sumber permukiman dan sampah dari Pasar Ciroyom. Besarnya area pelayanan TPS Ciroyom yaitu 5 dari 6 kelurahan membuat beban timbulan sampah yang masuk sangat besar yaitu mencapai 45,43 ton/hari. Hal tersebut membuat banyaknya jumlah pengangkutan sampah dari TPS ke TPA yang mencapai 12 ritasi/hari. Jarak dari TPS Ciroyom ke TPA Regional Sarimukti yang berkisar 44 km menjadi pertimbangan utama dibutuhkannya fasilitas Stasiun Peralihan Antara (SPA) di kawasan tersebut. SPA berperan dalam mereduksi volume sampah sehingga mampu mengurangi ritasi pengangkutan sampah ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Dengan luas lahan yang memadai, TPS Ciroyom memiliki potensi untuk ditingkatkan fungsinya menjadi SPA berskala kawasan. Melalui analisis dari beberapa alternatif konsep desain dan skenario pengembangan maka didapatkan jumlah timbulan sampah yang akan dikelola di SPA Ciroyom selama 10 tahun ke depan. Fasilitas utama yang dirancang di SPA Ciroyom berskala kawasan adalah unit pemadatan sampah sehingga terjadi reduksi volume dengan metode vertical compression. Melalui pemadatan sampah, khususnya sampah yang tergolong residu diharapkan akan mengalami reduksi atau pengurangan volume sebesar 60-70%. Selain itu terdapat fasilitas lain yang yaitu seperti fasilitas pemilahan sampah menggunakan conveyor belt, pengolahan sampah organik dengan sistem open windrow, serta fasilitas recovery sampah anorganik yang masih memiliki nilai jual. Melalui analisis kelayakan ekonomi pembangunan SPA menggunakan Net Present Value (NPV) didapatkan bahwa pembangunan fasilitas SPA tidak layak untuk direalisasikan karena NPV yang didapat bernilai negatif yaitu ? Rp 8.696.958.898,00. Namun tujuan utama perancangan SPA ini adalah untuk mengurangi angkat timbulan sampah yang harus diangkut ke TPA sehingga dapat memperpanjang umur pelayananan lahan urug bukan semata-mata mencari keuntungan ekonomis. Sedangkan biaya yang diperlukan untuk melakukan pengolahan sampah bisa didapatkan melalui retribusi yang harus dibayar oleh masyarakat yaitu sebesar Rp 5.000,00/bulan/rumah.