digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Ardhito Daniswara
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Ardhito Daniswara
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Ardhito Daniswara
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Ardhito Daniswara
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Ardhito Daniswara
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Ardhito Daniswara
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Ardhito Daniswara
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

Airtanah merupakan kebutuhan utama masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Airtanah adalah salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui, tetapi hal ini tidak berarti airtanah dapat dieksploitasi tanpa batas. Beberapa faktor yang mempengaruhi ketersediaan airtanah yang berasal dari alam seperti kondisi geologi, curah hujan, dan lahan hijau harus dipertimbangkan. Air yang terdapat di dalam tanah terkandung pada lapisan yang berpori dan memiliki permeabilitas yang baik disebut akuifer. Daerah Cisarua terletak di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat merupakan daerah perbukitan yang memiliki topografi dengan lereng yang landai hingga curam. Tata guna lahan pada daerah ini masih didominasi area perkebunan atau hutan sebagai kawasan hijau. Identifikasi akuifer pada daerah tersebut perlu dilakukan penelitian untuk kebutuhan masyarakat dan bisnis agrikultur. Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik pemodelan inversi data geolistrik untuk mencitrakan kondisi bawah permukaan. Data hasil pengukuran geolistrik metode wenner-schlumberger berupa tahanan jenis semu kemudian dilakukan pemodelan inversi dengan metode least square inversion. Model awal dimodifikasi secara iteratif sehingga jumlah kesalahan kuadrat (sum of square error) dari perbedaan antara respons model (model response) dan nilai data yang diamati diminimalkan. Dari hasil pemodelan, daerah penelitian dapat dibagi menjadi tiga zona yaitu zone of aeration, zone of saturation, dan endapan formasi. Keberadaan akuifer di daerah Cisarua berada di kedalaman dengan nilai resistivitas dengan membandingkan dengan data dan referensi geologi di daerah penelitian. Zone of aeration berada di kedalaman 0-25 m dari permukaan dengan rentang resistivitas 20-100 Ohm.m dan diduga litologinya berupa kerikil atau tanah hasil pelapukan. Zone of Saturation (akuifer) berada di kedalaman 25-60 m dari permukaan dengan rentang resistivitas 4-30 Ohm.m dan diduga litologinya berupa lempung atau pasir. Endapan Formasi Cibereum berada di kedalaman lebih dari 60 m dari permukaan dengan rentang resistivitas lebih dari 100 Ohm.m dan diduga litologinya berupa pasir tufaan atau breksi kering.