digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Alibasya
PUBLIC Dedi Rosadi

COVER Muhammad Alibasya
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 1 Muhammad Alibasya
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 2 Muhammad Alibasya
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 3 Muhammad Alibasya
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 4 Muhammad Alibasya
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 5 Muhammad Alibasya
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 6 Muhammad Alibasya
PUBLIC Dedi Rosadi

PUSTAKA Muhammad Alibasya
PUBLIC Dedi Rosadi

Daerah penelitian terletak pada tambang di daerah G. Pancir, Kabupaten Bandung dan G. Patrol, Kabupaten Bandung Barat dengan koordinat 6°55'50,81" LS, 107°30'28,04" BT sampai dengan 6°57'32,42" LS, 107°32'12,30" BT. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan karakterisasi massa batuan, analisis kestabilan lereng, dan optimalisasi arah penambangan yang aman. Metode yang dilakukan pada penelitian ini antara lain observasi lapangan, pengambilan sampel batuan, kemudian survei scanline pada empat titik lokasi, yaitu L-1, L-2, L-3, dan L-4. Karakterisasi massa batuan berdasarkan metode empiris dari klasifikasi RMR, dilanjutkan analisis kestabilan lereng yang mencakup analisis kinematik untuk menentukan probabilitas tipe kelongsoran dan analisis klasifikasi SMR. Pada pengamatan lapangan didapatkan jenis litologi berupa andesit pada keempat lokasi, sedangkan di lokasi L-4 sudah mengalami alterasi. Pengujian sifat indeks menghasilkan rata-rata nilai Schmidt Hammer Rebound Value (SHRV) 30–50. Pengujian sifat fisik sampel batuan menghasilkan nilai berat isi 23,42 kN/m3–24,79 kN/m3. Kekuatan batuan berada pada rentang 37–120 MPa. Klasifikasi Rock Mass Rating (RMR) menunjukkan kategori massa batuan kelas II (batuan baik) pada L-1, L-2, dan L-3; serta kelas III (batuan cukup baik) pada L-4. Hasil analisis kinematik menunjukkan tipe kelongsoran utama yaitu membaji pada L-1, L-2, dan L-3; sedangkan pada L-4 berupa jungkiran langsung. Klasifikasi Slope Mass Rating (SMR) menunjukkan kategori lereng kelas III (stabil sebagian) pada L-3 dan lereng kelas IV (buruk/tidak stabil) pada L-1, L-2, dan L-4. Penyesuaian terhadap arah penambangan dinilai perlu dilakukan setidaknya untuk mengurangi risiko bencana Geologi Teknik, terutama pada lereng-lereng yang tidak stabil. Dengan arah kemiringan lereng yang paling optimal yaitu N190°E pada L-1 dan N230°E pada L-2 dengan kondisi stabil, sementara N120°E pada lokasi L-3 dan N30°E pada lokasi L-4 dengan kondisi stabil sebagian. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa optimalisasi arah penambangan menggunakan metode kinematik dan klasifikasi massa batuan tidak cocok diterapkan pada lereng massa batuan dengan nilai RMR yang rendah.