Lapangan TP yang berada di Kalimantan Selatan termasuk ke dalam Cekungan Barito
yang mempunyai luas kurang lebih 3,5 km2 dengan produksi hidrokarbon utama adalah
minyak dari Formasi Warukin. Lapangan TP pertama kali dibuktikan berdasarkan
pemboran sumur 01 pada bulan November tahun 1967 . Sumur tersebut berhasil
menembus batupasir formasi Middle Warukin dan menemukan oil bearing pada
kedalaman -1264 m. Sejak saat itu, zona reservoir pada formasi Warukin tersebut lebih
dikenal sebagai Lapisan batupasir C dan menjadi zona target utama reservoir pada
lapangan ini. Pengambilan data baru berupa batuan inti dari sumur TP-27 dapat digunakan
dalam perhitungan petrofisika untuk penentuan unit aliran pada lapangan ini.
Reservoir batupasir Lapisan C diinterpretasikan terendapkan dalam lingkungan
pengendapan fluvial yang dapat dibagi menjadi 3 asosiasi fasies, yaitu channel fill, natural
levee, dan flood plain. Berdasarkan perhitungan dengan metoda hidrolic flow unit, maka
reservoir Lapisan C pada Lapangan TP dapat dibagi menjadi 4 rock type, yaitu RT 1, RT
2, RT 3, dan RT 4. RT 4 dengan rata – rata nilai FZI terbesar merupakan satuan batuan
dengan kualitas reservoir terbaik, dan sebaliknya unit aliran fluida satu dengan nilai rata –
rata FZI terendah memiliki kualitas reservoir paling buruk.
Apabila melihat dari sebaran rock type secara vertikal dan lateral dapat dilihat bahwa
dalam satu fasies dapat terdiri dari beberapa rock type, seperti yang terlihat pada fasies
channel fill yang ada pada beberapa tempat dapat terdiri dari RT 4 dan RT 3. Hal tersebut
juga dapat terlihat pada fasies natural levee yang di beberapa bagian dapat terdiri dari
beberapa rock type yaitu RT 3 dan RT 2. Tidak konsistennya fasies dengan rock type yang
telah didefinisi dapat disebabkan oleh adanya variasi tekstur batuan, dalam hal ini yang
mempengaruhi adalah variasi besar butir batuan.
Perpustakaan Digital ITB